BANDUNG, KOMPAS.com — Sudah hampir dua pekan jengkol tidak ada lagi di beberapa pasar tradisional di Kota Bandung. Hal tersebut dikarenakan harga komoditas beraroma khas itu meroket dari Rp 16.000 menjadi Rp 50.000 per kilogramnya.
Berdasarkan pantauan di dua pasar tradisional di Kota Bandung, Pasar Cihaurgeulis dan Pasar Kosambi, Rabu (5/6/2013), tidak ada satu pun pedagang sayuran yang memiliki stok jengkol meski hanya satu kilogram.
"Wah, nggak jual jengkol dulu, harganya terlalu mahal. Kalau masih Rp 16.000 mah masih berani jualnya," kata Saefuloh (28) pedagang sayuran di Pasar Cihaurgeulis Kota Bandung.
Saefuloh menambahkan, pada saat harga jengkol stabil, ia mampu menjual 50 kilogram jengkol dalam waktu satu hari. Namun, kini Saefuloh enggan mengambil risiko menjual sayuran yang harganya terlalu tinggi. "Biasanya satu hari bisa habis 50 kilogram. Tapi itu kalau masih harga stabil. kalau sekarang ya, nggak berani," ucapnya.
Selain Saefuloh, pedagang sayuran lain di pasar tradisional berbeda pun merasakan hal yang sama. Seperti di Pasar Kosambi, sudah tidak ada lagi pedagang sayur harian yang memiliki stok jengkol hingga hari ini. "Sudah tidak ada lagi yang jual jengkol di sini (Pasar Kosambi) cari saja di tempat lain, tidak akan ada," kata Sariyah (58).
Kalaupun ada, lanjut Sariyah, harga jualnya pasti lebih dari Rp 50.000. "Kalau bulan lalu, paling mahal juga hanya Rp 20.000. Tapi sekarang mau jualnya juga susah, jadi ga berani ngambil," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.