Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangkan Agenda Reformasi

Kompas.com - 14/05/2013, 02:35 WIB

Jakarta, Kompas - Reformasi 1998 sudah berjalan 15 tahun, tetapi beberapa agenda reformasi masih tersendat akibat disandera elite politik yang pragmatis. Kaum muda harus tampil dalam kepemimpinan nasional demi menuntaskan perubahan ekonomi, politik, dan hukum untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Harapan itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay dalam Panggung Orasi ”Menakar Peluang Pemimpin Muda di 2014” di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (13/5) malam. Hadir pembicara lain, di antaranya Ketua Industri Kreatif Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erik Hidayat, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan Rotorasiko, dan Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat.

Menurut Saleh P Daulay, banyak agenda Reformasi 1998 belum tuntas. Negeri ini masih didera kesenjangan ekonomi yang lebar di antara sedikit orang yang kaya raya dan banyak warga miskin. Pertumbuhan ekonomi makro bagus, tetapi kualitas kehidupan masyarakat masih susah. Pembangunan yang tidak merata membuat ketidakadilan dan banyak daerah tertinggal.

Pendidikan semakin mahal sehingga masyarakat sulit meraihnya. Pelayanan kesehatan rendah, terutama bagi kaum miskin. Saat bersamaan, berkecamuk konflik sosial antarkelompok masyarakat, bahkan ada kelompok yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

”Jalan keluarnya, para pemuda harus tampil dalam kepemimpinan nasional demi memperjuangkan agenda reformasi yang belum tuntas. Ada banyak pemuda kreatif, jika dipercaya, bisa mengubah keadaan,” katanya.

Saleh menyadari, tidak mudah memunculkan kepemimpinan kaum muda. Reformasi menghasilkan demokrasi yang disandera kekuatan kapitalis yang bisa membeli suara rakyat dengan politik uang.

”Partai politik hendaknya memberikan peluang bagi kaum muda untuk tampil mengubah keadaan. Kalau anak muda tidak diberi peran, bangsa ini akan jalan di tempat dengan tokoh-tokoh itu-itu saja. Namun, kaum muda harus cekatan menangkap peluang untuk menentukan masa depan bangsa,” katanya.

Erik Hidayat mengingatkan, pemuda adalah agen perubahan yang sangat strategis. Pembentukan bangsa Indonesia dirintis kaum muda lewat organisasi pergerakan nasional. Mereka berpikir jauh ke depan, visioner, dan inklusif untuk masyarakat luas.

Saat ini, pemuda ditantang untuk kembali tampil mengubah keadaan dan mendorong kemajuan. Kepemimpinan kaum muda harus berkarakter jujur, percaya diri sendiri, dan meyakinkan orang lain untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Taufan Rotorasiko mengajak kaum muda untuk mengevaluasi diri sambil berkaca ke negara lain. Negara maju serius memerangi korupsi yang dianggap sebagai kejahatan besar kemanusiaan. Pemuda di Indonesia juga harus ikut ambil bagian dalam operasi pembersihan dari perilaku korupsi.

Menurut Jumhur Hidayat, saat ini demokrasi dikuasai politik modal. ”Pemuda harus melawan kekuatan politik uang. Jangan hanya marah-marah terus, pemuda harus menawarkan gagasan nyata untuk mengubah keadaan,” katanya. (IAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com