Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Premium Eceran Sudah Naikkan Harga

Kompas.com - 30/04/2013, 07:23 WIB
Winarto Herusansono

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai 1 Mei 2013 ternyata sudah didahului para pedagang BBM bersubsidi eceran. Pedagang eceran BBM bersubsidi di Kota Semarang, Jawa Tengah, ternyata sudah menaikkan harga premium untuk pembelian satu liter kedua sebesar Rp 6.000 per liter.

Alasannya, mereka sudah dua hari ini dibatasi dalam membeli premium oleh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

"Menjelang harga premium bersubsidi mau naik ini, kami sulit membeli premium di atas 10 liter. Pembelian kami hanya dibatasi lima liter oleh petugas SPBU," ujar Sardi, pedagang premium dan solar eceran di kiosnya di Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jateng, Selasa (30/4/2013).

Sardi mengutarakan, harga premium bersubsidi di kiosnya biasanya Rp 5.500 per liter. Dia mengambil untung sebesar Rp 1.000 per liter dari harga BBM bersubsidi di SPBU, yaitu Rp 4.500 per liter. Sejak ada pembatasan pembelian BBM bersubsidi di SPBU, Sardi dan pedagang lain juga membatasi pembelian lebih dari satu liter. Kalau ada pengendara sepeda motor membeli premium, mereka hanya diperbolehkan membeli satu liter saja. Bila pengendara akan membeli dua liter, maka satu liter berikutnya dikenai harga Rp 6.000 per liter.

"Kami terpaksa hanya melayani satu liter untuk pelanggan, soale biar pelanggan lain kebagian. Biasanya pelanggan ada yang mau tapi yang tidak mau kami sarankan beli ke SPBU," ujar Taryono, pedagang BBM bersubsidi di tepi Jalan Majapahit, Pedurungan, Kota Semarang.

Taryono mengemukakan, pedagang sudah tahu kalau pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi dalam satu harga. Kemungkinannya, jika naik, maka harga solar dan premium bersubsidi berada di kisaran Rp 6.000 per liter. Dengan kondisi pengetatan penjualan BBM bersubsidi ke pedagang eceran ini, rata-rata pedagang eceran hanya punya stok premium di bawah 10 liter, dan stok solar hanya kurang dari 5 liter.

Taryono menuturkan, pedagang eceran bukan penimbun BBM bersubsidi. Justru oknum-oknum petugas banyak yang menimbun BBM bersubsidi, seperti kasus penangkapan penimbun solar di Jalan Kaligawe, Semarang, pertengahan April 2013.

"Kami hanya membantu menjual secara eceran, dengan untung sekadarnya untuk menolong pemilik sepeda motor yang terlambat mengisi BBM. Kalau beli satu liter, cukuplah buat dia pergi ke SPBU terdekat mengisi tangki sepeda motornya," ujar Taryono.

General Manager Marketing Pertamina Region IV Jawa Tengah dan DIY Rifky E Hardijanto menyatakan, Pertamina tidak dapat mengatur atau mengendalikan pedagang BBM bersubsidi secara eceran karena mereka bukan bagian dari jaringan penjualan resmi.

Oleh karenanya, tugas pemkab dan pemkot untuk melakukan pengawasan dan pengendalian penyaluran BBM bersubsidi supaya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com