Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Rangkap, Bukti Manajemen Partai Amburadul

Kompas.com - 28/04/2013, 08:25 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus adanya satu nama calon anggota legislatif yang terdaftar di beberapa daerah pemilihan, bahkan di beberapa partai berbeda sekaligus, membuktikan betapa amburadulnya manajemen partai.

"Dari sisi partai, ini menunjukkan adanya salah urus partai atau manajemen partai yang amburadul," kata Deputi Direktur The Political Literacy Institute, Iding R Hasan. Ia mengungkapkan penilaian itu di Jakarta, Sabtu (27/4/2013).

Dari daftar calon anggota legislatif sementara (DCS) yang disetorkan partai politik ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), terdapat beberapa keganjilan. Ada satu nama yang terdaftar di beberapa daerah pemilihan di satu partai, bahkan ada juga yang terdaftar di dua partai berbeda.

Menurut Iding R Hasan, kasus-kasus itu juga memperlihatkan kegagalan proses kaderisasi partai secara berjenjang, yaitu rekrutmen dan pembinaan kader jadi loyalis serta distribusi pada posisi kekuasaan.

"Partai tampak asal comot caleg, yang penting memiliki modal finansial dan popularitas, tanpa melakukan seleksi ketat. Sebagian orang-orang yang direkrut tersebut belum memahami platform dan ideologi partai dengan benar dan mendalam," ujar Iding.

Dari sisi caleg, memang banyak dari mereka yang menjadikan karir di legislatif itu sebagai tempat cari uang. Motif utama berpolitik bukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, melainkan demi kemakmuran diri sendiri. Mereka maju lewat partai, karena lembaga itu merupakan satu-satunya sarana yang memungkinkan para caleg masuk dewan.

"Karena itu, tidak heran kalau mereka milih partai bukan atas pertimbangan ideologis, tapi lebih pada potensinya untuk lolos," kata Iding.

Dosen Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, itu mengatakan, ada dua hal yang harus dilakukan partai untuk memecahkan kondisi ini.

Pertama, partai harus melakukan proses kaderisasi yang benar. Kedua, partai mengembangkan pendidikan politik yang baik pada publik sehingga publik mengerti apa tujuan orang berpolitik. Namun, sekarang justru partai itu sendiri yang bermasalah dengan kaderisasi dan pendidikan politik.

"Karena itu, kekuatan-kekuatan civil society harus tampil mengkritisi dan menekan partai agar melakukan dua hal itu," kata Iding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com