”Perguruan tinggi sudah diminta untuk lebih cermat, teliti, dan hati-hati dalam memindai lembar jawaban ujian nasional,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) SMP/MTs bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Selasa (23/4).
Menteri mengakui, ada beberapa lembar jawaban siswa yang rusak atau berlubang. Beberapa lembar jawaban juga ada yang difotokopi karena sekolah kekurangan lembar jawaban. Untuk kasus itu, panitia harus menulis ulang jawaban siswa pada lembar jawaban resmi sebelum dipindai.
”Saya percaya penuh, tidak ada pihak yang akan mengganti jawaban siswa karena perguruan tinggi yang terlibat dalam pemindaian sudah terjaga kredibilatasnya” kata Nuh.
Terkait dengan lembar jawaban yang sangat tipis seperti dikeluhkan banyak siswa, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Khairil Anwar Notodiputro menegaskan, kualitas kertas yang digunakan percetakan sudah sesuai dengan ketentuan, yakni kertas HVS 80 gram.
”Kualitas lembar jawaban itu harus sama dengan naskah soalnya karena dicetak bersamaan,” kata Khairil.
Di Sumatera Barat, distribusi soal untuk ujian nasional SMP/MTs Rabu (24/4) ini mata pelajaran Matematika terlambat. Sampai selasa sore, soal belum diterima di sejumah kota dan kabupaten.
Ketua Penyelenggara Ujian Nasional wilayah Sumatera Barat Prof Dr Mansyurdin mengatakan, naskah soal baru diterima untuk Kota Padang, Kabupaten Solok Selatan, dan Sijunjung. Adapun di kabupaten lainnya, naskah soal belum diterima.
Di Sulawesi Utara, sejumlah SMP di pulau terluar seperti Pulau Marore dan Miangas, hingga Rabu, belum menyelenggarakan ujian nasional. Ini disebabkan, naskah soal untuk semua mata pelajaran belum diterima.
Kepala SMP Marore B Sumolang mengatakan, ujian nasional baru dimulai Rabu ini setelah pihaknya mengambil soal ke Tahuna, ibu kota Kecamatan Sangihe Selasa. ”Saya meminjam perahu warga untuk mengambil soal ke Sangihe yang ditempuh enam jam perjalanan laut,” kata Sumolang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Utara Star Wowor mengatakan, pihaknya sulit berkoordinasi dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ujian nasional karena sulitnya akses komunikasi dan transportasi.
Camat Marore Anto Patras mengatakan, semestinya pemerintah menyewa speedboat untuk mendistribusikan soal, jangan mengandalkan angkutan reguler. ”Anak-anak mestinya jangan dikorbankan,” kata Anto.
Sementara itu, di Magelang Jawa Tengah, 46 siswa tidak ikut ujian nasional SMP/MTs dari 15.328 peserta terdaftar. Penyebab absennya siswa ini karena mengundurkan diri, bekerja, ikut orangtua pindah, dan sebab lain.
Di Banjarmasin Kalimantan Selatan, tujuh kepala madrasah aliyah dimintai keterangan polisi terkait dugaan kebocoran soal UN SMA sederajat.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Ajun Komisaris Besar Sunyipto mengatakan, polisi masih menyelidiki sumber jawaban soal tersebut.