Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sawit Keluhkan Harga Turun

Kompas.com - 20/04/2013, 09:25 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Sejumlah petani kelapa sawit di Bengkulu pekan ini mengeluhkan harga jual produksi mereka pada tingkat pedagang pengumpul kembali turun.

"Pekan sebelumnya pedagang pengumpul membeli buah kelapa sawit petani Rp 1.135 per kilogram (kg), sedangkan pekan ini turun di bawah Rp 1.000 per kg," kata Ketua Serikat Tani Kelapa Sawit di Mukomuko, Bengkulu, Chairul Siregar, Sabtu (20/4/2013).

Ia menjelaskan, harga beli pabrik untuk buah sawit petani pekan ini hanya Rp 1.090 per kg, padahal sebelumnya mencapai Rp 1.135 per kg. Harga cangkang kelapa sawit juga turun menjadi Rp 300 per kg dari sebelumnya Rp 310 per kg.

Harga jual tandan buah segar kelapa sawit petani mestinya terus meningkat, karena pasokan produksi petani berkurang akibat pengaruh cuaca ekstrem belum lama ini.

Ia mengatakan bahwa ada pabrik membeli buah kelapa sawit petani mencapai Rp 1.200 per kg. Namun, ada pula pabrik pengolahan membeli buah sawit petani di bawah itu.

"Saya selalu didesak petani untuk ikut berperan dalam menentukan harga kelapa sawit. Namun, hal itu tidak mungkin bisa dilakukan karena kebijakan ada pada pemilik pabrik dan pemerintah daerah," ujar Chairul.

Sebelumnya, sejumlah petani mengaku bahwa mereka bingung harga jual kelapa sawit tidak merata, sedangkan kualitas buah kelapa sawit petani rata-rata relatif cukup bagus.

Untuk harga minyak mentah kelapa sawit di daerah itu pekan ini justru naik menjadi Rp 7.000 per kg dari sebelumnya hanya Rp 6.700 per kg. "Dengan harga CPO tersebut, pabrik bisa membeli buah sawit petani rata-rata Rp 1.400 kg," tambahnya.

Seorang petani sawit di kawasan Air Sebakul, Kabupaten Bengkulu Tengah, Tamrin, membenarkan bahwa harga jual buah sawit pekan ini kembali turun yaitu rata-rata Rp 950 per kg dari sebelumnya mencapai Rp 1.100 per kg di lokasi kebun.

"Seharusnya saat buah sawit produksinya turun sekarang ini harga beli peagang pengumpul atau pabrik terjadi kenaikan. Akan tetapi, pada kenyataannya justru ikut turun," kata Tamrin.

Sumber: Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com