Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2013, 03:45 WIB

James Luhulima

Hari Minggu, 14 April 2013, hanya sehari sebelum ujian nasional untuk SMA/SMK dan MA dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2013, pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, mengumumkan, pelaksanaan UN untuk SMA/SMK dan MA di 11 provinsi di wilayah Indonesia tengah diundur hingga Kamis (18/4).

Ke-11 provinsi itu adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Ada sebanyak 1,1 juta siswa yang akan mengikuti UN di 11 provinsi tersebut.

Mohammad Nuh mengemukakan, perubahan jadwal itu disebabkan naskah soal belum sampai di 11 provinsi itu. ”Itu murni masalah teknis. Ada di percetakan. Peristiwa ini force majeure yang harus segera dicarikan solusinya. Kami berharap masyarakat dapat memahami,” ujarnya.

Adapun di 22 provinsi lainnya, UN untuk SMA/SMK dan MA tetap dilaksanakan sesuai jadwal semula, 15-18 April 2013. Kecuali di beberapa sekolah di Provinsi Sumatera Utara yang belum memperoleh naskah soal.

Mengenai keterlambatan kedatangan naskah soal UN di 11 provinsi itu, menurut Nuh, karena salah satu percetakan tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan. Ia menegaskan, ada enam percetakan pemenang tender yang mencetak naskah soal UN. Sebanyak lima perusahaan sudah mendistribusikan naskah soal, tetapi satu perusahaan belum mendistribusikannya. Masalahnya, satu perusahaan percetakan itu, PT Ghalia Indonesia Printing, bertanggung jawab untuk mencetak naskah soal UN dan mendistribusikannya ke 11 provinsi.

”Pencetakan naskah soal UN untuk 11 provinsi yang dilakukan PT Ghalia Indonesia Printing yang berlokasi di Bogor sudah selesai, tetapi ada kendala teknis dalam memasukkan naskah soal ke dalam boks sesuai dengan sekolah tujuan,” ujar Nuh.

Pertanyaannya, mengapa Nuh baru mengumumkan penundaan UN SMA di 11 provinsi itu pada H-1, atau satu hari sebelum pelaksanaan UN. Padahal, menurut Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) M Aman Wirakartakusumah, sesuai prosedur standar operasional, naskah soal jenjang pendidikan menengah seharusnya sudah siap pada H-3. Untuk SMP dan sederajat pada H-6.

Ternyata, Nuh baru mendapatkan laporan mengenai adanya ketidakberesan pada H-5. Hari Kamis (11/4), Kepala BSNP dan Kepala Badan Litbang Kemdikbud Khairil Anwar Notodiputro melaporkan adanya keterlambatan di percetakan milik PT Ghalia. Malamnya, Nuh menghubungi KSAU untuk meminta bantuan pengiriman. Pesawat TNI AU pun segera disiapkan. Namun, ternyata naskah soal sudah selesai dicetak, tapi belum dimasukkan ke dalam boks sesuai dengan sekolah tujuan.

Melihat PT Ghalia tidak mempunyai cukup orang untuk memasukkan naskah soal ke dalam boks sesuai dengan tujuan sekolah, Nuh—yang berkunjung ke percetakan yang berlokasi di Bogor itu—kemudian meminta bantuan 200-400 mahasiswa IPB. Namun, melihat lambatnya proses memasukkan naskah soal UN ke dalam boks itu, Nuh yakin pekerjaan itu tak dapat selesai pada waktunya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com