Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Faktor Terjadi Bersamaan

Kompas.com - 13/04/2013, 03:57 WIB

Pada rentang 5-12 April 2013, Badan Nasional Penanggulangan Bencana masih harus merespons pelaporan banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat di sejumlah daerah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menguraikan, keberadaan hujan lebat pada waktu sekarang ini dikarenakan tiga faktor yang terjadi bersamaan. Nawa Tunggal

Ketiga faktor cuaca tersebut, pertama, anomali suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia. Pada periode 1-7 April, tercatat anomali 0,8-1,3 derajat celsius. Kedua, bibit badai tropis di Samudra Hindia, sebelah barat daya Lampung.

Faktor ketiga, berlangsungnya fenomena osilasi atau gelombang Madden-Julian maksimum di Samudra Hindia. Ini merupakan gelombang di atmosfer dengan periode berulang 30-60 hari dari barat ke timur di Samudra Hindia yang memperkuat intensitas curah hujan.

Tidak main-main, ketiga faktor itu berlangsung bersamaan. Dan, intensitas curah hujan selama sepekan lebih ini pun menjadi ekstrem. Ditambah buruknya kualitas lingkungan, termasuk kerusakan daerah aliran sungai (DAS), banjir, dan longsor meneror banyak daerah.

Hingga hari ini, BNPB mencatat 11 orang tewas terseret arus Sungai Bengawan Solo di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lalu, 22.830 rumah dan 7.450 hektar sawah terendam.

”Banyak pesan singkat saya terima, menanyakan mengapa memasuki musim kemarau terjadi hujan lebat, banjir, dan tanah longsor di mana-mana,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro B Harijono di Jakarta, Selasa (9/4).

Prediksi BMKG, saat ini memang belum seluruh wilayah Indonesia memasuki musim kemarau. ”Hujan lebat berlangsung di daerah yang masih mengalami musim hujan dan transisi menuju musim kemarau,” kata Sri Woro.

Dari 342 zona musim di Indonesia, baru 96 zona musim yang memasuki musim kemarau April ini. Jumlah paling banyak 49 zona di Jawa, disusul 19 zona di Nusa Tenggara Barat.

Prediksi pada Mei 2013, sebanyak 110 zona akan memasuki musim kemarau. Di Jawa paling tinggi dengan 62 zona, disusul 33 zona di Sumatera.

Adapun prediksi bulan Juni, sebanyak 77 zona memasuki musim kemarau. Di Jawa kembali paling tinggi dengan 32 zona, disusul 14 zona di Sumatera. Hingga Juni mendatang, persentase wilayah zona musim di Indonesia yang memasuki musim kemarau baru mencapai 87,1 persen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com