Satu korban yang bisa dikenali bernama Iis (18), warga Kampung Nagrog. Dengan penemuan jasad itu,
jumlah korban tewas, yang pada saat kejadian Senin (25/3) hanya 9 orang (bukan 10 orang), kini menjadi 10 orang. Jika jasad korban dapat dikenali keluarganya, jumlah korban menjadi 11 orang.
Ke-10 korban meninggal adalah Tedy (13), Dedy (27), Tika (26), Fitri (8), Aditia (3), Agung (3), Teten (28), Safaat (8), Iis (18), dan seorang yang belum diketahui namanya. Korban Dedy, Tika, Fitri, dan Aditia adalah satu keluarga. Demikian pula Teten dan Safaat. Bapak dan anaknya itu ditemukan di timbunan longsor dalam kondisi berpelukan.
Selain itu, terdapat enam orang luka, yang seorang masih dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dan lima orang lainnya dalam perawatan jalan. Adapun tujuh korban yang masih dicari adalah Entis (55), Tuti (48), Imas (55), Ros (32), Resti (8), Taryati (26), dan Cecep Hadiansyah (22).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Sulaeman menyatakan, evakuasi akan dilanjutkan Rabu ini untuk mencari korban lainnya. Masa tanggap darurat yang ditetapkan BPBD Kabupaten Bandung Barat berlangsung tujuh hari, yaitu 25-31 Maret. Namun, pencarian bisa dilanjutkan lagi, sesuai dengan kebutuhan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengemukakan, evakuasi korban dilakukan tanpa menggunakan alat-alat berat. Selain pacul, hanya garu yang digunakan. Alasannya, medan yang sempit dan menanjak untuk menuju lokasi longsor sangat sulit untuk membawa alat-alat berat tersebut.
”Fokus utama tanggap darurat adalah pencarian korban yang tertimbun longsor. Namun, kebutuhan hidup warga selama di pengungsian juga akan mendapatkan perhatian yang sama,” katanya.
Untuk melanjutkan pencarian, BNPB mengerahkan 150 personel gabungan, yang terdiri atas relawan bencana hingga anggota polisi dan TNI. Untuk menampung para pengungsi yang lolos dari maut, mereka kini menempati rumah keluarga atau penduduk serta pos-pos yang didirikan.