Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Terus Bertambah

Kompas.com - 27/03/2013, 03:43 WIB

Bandung, Kompas - Korban longsor di Kampung Nagrog, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Bandung Barat, Jawa Barat, terus bertambah. Dua jasad yang ditemukan warga secara manual pada Selasa hanya bisa dihitung satu orang. Sebab, jasad korban lainnya belum bisa dikenali.

Satu korban yang bisa dikenali bernama Iis (18), warga Kampung Nagrog. Dengan penemuan jasad itu,

jumlah korban tewas, yang pada saat kejadian Senin (25/3) hanya 9 orang (bukan 10 orang), kini menjadi 10 orang. Jika jasad korban dapat dikenali keluarganya, jumlah korban menjadi 11 orang.

Ke-10 korban meninggal adalah Tedy (13), Dedy (27), Tika (26), Fitri (8), Aditia (3), Agung (3), Teten (28), Safaat (8), Iis (18), dan seorang yang belum diketahui namanya. Korban Dedy, Tika, Fitri, dan Aditia adalah satu keluarga. Demikian pula Teten dan Safaat. Bapak dan anaknya itu ditemukan di timbunan longsor dalam kondisi berpelukan.

Selain itu, terdapat enam orang luka, yang seorang masih dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dan lima orang lainnya dalam perawatan jalan. Adapun tujuh korban yang masih dicari adalah Entis (55), Tuti (48), Imas (55), Ros (32), Resti (8), Taryati (26), dan Cecep Hadiansyah (22).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Sulaeman menyatakan, evakuasi akan dilanjutkan Rabu ini untuk mencari korban lainnya. Masa tanggap darurat yang ditetapkan BPBD Kabupaten Bandung Barat berlangsung tujuh hari, yaitu 25-31 Maret. Namun, pencarian bisa dilanjutkan lagi, sesuai dengan kebutuhan.

Fokus mencari korban

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengemukakan, evakuasi korban dilakukan tanpa menggunakan alat-alat berat. Selain pacul, hanya garu yang digunakan. Alasannya, medan yang sempit dan menanjak untuk menuju lokasi longsor sangat sulit untuk membawa alat-alat berat tersebut.

”Fokus utama tanggap darurat adalah pencarian korban yang tertimbun longsor. Namun, kebutuhan hidup warga selama di pengungsian juga akan mendapatkan perhatian yang sama,” katanya.

Untuk melanjutkan pencarian, BNPB mengerahkan 150 personel gabungan, yang terdiri atas relawan bencana hingga anggota polisi dan TNI. Untuk menampung para pengungsi yang lolos dari maut, mereka kini menempati rumah keluarga atau penduduk serta pos-pos yang didirikan.

Longsor di Semeru

Akibat cuaca buruk yang melanda Malang, Jawa Timur (Jatim), jalur pendakian menuju puncak Gunung Semeru diperpanjang penutupannya. Awalnya, jalur pendakian yang ditutup sejak 8 Januari akan dibuka pada Senin lalu. Namun, akibat longsor dan pohon tumbang di 60 titik di jalur pendakian tersebut, penutupan jalur diperpanjang hingga 15 April.

”Cuaca buruk hingga saat ini masih saja terjadi. Hujan masih cukup deras dan badai tak bisa diprediksi. Kabut pun sudah turun ke jalur pendakian pada pukul 10.00. Karena itu, demi keselamatan pendaki, penutupan jalur pendakian kami perpanjang,” tutur Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Untari.

Di Kabupaten Ngawi, Jatim, akibat bermain di pinggir sungai, dua bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Seorang bocah diselamatkan. Namun, seorang lainnya ditemukan tewas setelah dicari selama 18 jam.

Kepala BPBD Kabupaten Ngawi Heru Cahyono mengatakan, tewasnya bocah tersebut menambah panjang daftar korban tewas akibat tenggelam di sejumlah sungai besar di kabupaten tersebut. Pada Maret ini tercatat tiga orang tewas tenggelam. Tiga korban itu adalah siswa SD dan SMP. (CHE/DMU/NIK/DIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com