Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Polisi Berjuang Melawan Kegemukan

Kompas.com - 11/03/2013, 07:26 WIB

Selama ini Bagus mengakui pola makan yang salah menyebabkan berat badannya bertambah. Saat pertama menjadi polisi pada tahun 2005, berat badannya 59 kg. ”Saya sering tugas malam lalu begadang. Karena tak sempat makan, akhirnya ngemil (makan makanan ringan),” kata Bagus yang mengaku tak ngos-ngosan jika bertugas dan mengejar penjahat.

Peserta lainnya, Brigadir Fajar Sungkono, yang bertugas di Sumber Daya Polrestabes Surabaya, ingin kurus karena sulit memilih pakaian. ”Susah cari baju yang pas,” ujarnya. Selama setengah bulan ini Fajar berhasil menurunkan berat badannya 2 kg.

Pengajar di Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, Siti Rahayu Nadhiroh, mengatakan, program pengendalian berat badan yang dilakukan polisi sangat tepat dan sudah saatnya dicontoh. ”Kegemukan dapat menurunkan kinerja seseorang. Tak cuma polisi, tetapi institusi lainnya seharusnya juga meniru,” tuturnya.

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Jawa Timur Andriyanto mengatakan, kegemukan dan obesitas menjadi ancaman yang tak disadari. Padahal, kegemukan dan obesitas berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti jantung koroner.

Seperti yang disampaikan Siti Rahayu, institusi lainnya juga harus segera meniru.(Herpin Dewanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com