Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat: Kemenangan PKS di Sumut Jangan Buat Kader "Ge-er"

Kompas.com - 07/03/2013, 18:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemenangan pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry (Ganteng) yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara membantah ramalan para pengamat tentang elektabilitas partai ini gara-gara kasus dugaan suap impor sapi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kendati begitu, kader PKS diminta tidak ge-er dan takabur menghadapi Pemilu 2014.

"Ternyata sekali lagi (penilaian) itu hanyalah pepesan kosong. Sebuah analisis yang hanya benar di tingkat teori mereka saja, tetapi tidak dibenarkan oleh realita politik yang ada di lapangan," ujar Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS Hidayat Nur Wahid dalam siaran pers-nya, Kamis (7/3/2013). Dia pun menyatakan syukur atas target "4 sehat 5 sempurna" partainya. Slogan itu dipakai untuk kampanye, yang merujuk nomor 4 dalam Pilgub Jawa Barat dan nomor 5 dalam Pilgub Sumatera Utara.

Menurut Hidayat, hasil Pilgub Sumatera Utara ini tak hanya menjungkalkan perkiraan pengamat, tetapi juga membuktikan bahwa partai ini mampu melakukan konsolidasi maksimal dan mendapatkan simpati publik. Menurut dia, hasil ini menunjukkan rakyat sudah tak bodoh. "Rakyat semakin mandiri dan mereka bisa memilah-milah masalah dan karenanya tetap mempercayakan hak pilih mereka untuk memenangkan kader yang diusung PKS," tuturnya.

Kendati begitu, lanjut Ketua Fraksi PKS DPR ini, berharap kemenangan dalam dua pilgub itu tidak menjadikan para kader PKS ge-er, takabur, dan kemudian merasa tidak ada masalah untuk menyongsong Pemilu 2014. "Justru (kader PKS) harus menjadikannya sebagai bukti bahwa memang rakyat masih mempercayai PKS dan kadernya. Karenanya, harus dijadikan sebagai cambuk untuk bekerja lebih giat dan lebih efektif membuktikan bahwa memang mereka pantas dipercaya oleh rakyat," tegas Hidayat.

Untuk itu, Hidayat meminta kepada Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara terpilih agar dalam waktu yang cepat setelah mereka dilantik, atau dalam sisa masa jabatan mereka, betul-betul membuktikan bahwa kepercayaan rakyat kepada mereka tidak salah. Caranya, dengan bersungguh-sungguh menghadirkan pemerintahan yang pro-rakyat, tidak korup, dan betul-betul dekat dengan rakyat. Mereka harus pula sungguh-sungguh membuktikan bahwa kader PKS adalah kader yang tetap menjaga politik bersih, peduli, dan profesional yang selama ini menjadi jati diri PKS

Hidayat juga mengingatkan Gatot Pujo Nugroho dan Ahmad Heryawan untuk segera merangkul semua pihak yang kalah dalam pilgub. "Segera silaturahim dan ajak mereka untuk bersama-sama membangun Jawa Barat dan Sumatera Utara," tegas dia. Hakikatnya, imbuh Hidayat, kemenangan ini bukan hanya milik calon terpilih, melainkan kemenangan rakyat dan demokratisasi.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Pilgub Sumut 2013

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com