Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informan TNI Diduga Berperan dalam Penembakan di Papua

Kompas.com - 26/02/2013, 15:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyerangan TNI oleh Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di dua tempat di tanah Papua, Kamis (21 Februari 2013) lalu, diduga melibatkan warga setempat yang dekat dengan TNI selama ini. Pasca-penyerangan itu pun seorang warga yang dimaksud, menghilang.

Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menjelaskan, seorang warga yang dimaksud bernama Wani Tabuni. Wani adalah seorang putra daerah yang selama ini berperan dalam kelancaran komunikasi antara TNI dengan warga setempat.

"Kejadian pertama pukul 09.30 WIT di Pos Maleo Yonif 753/AVT di Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, Papua, mengakibatkan satu TNI tewas dan satu terluka," ujar Iskandar dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (26/2/2013).

Sesaat sebelum penyerangan, kata Iskandar, seperti biasanya Wani mendatangi pos untuk sekadar bercakap-cakap dengan prajurit TNI. Perlu diketahui, di dalam pos terdapat 15 orang anggota Brimob dan 9 orang prajurit TNI. Tidak lama kemudian, Wani pergi meninggalkan pos. Saat itulah penyerangan pada TNI berlangsung.

Prajurit TNI yang tengah beraktivitas seperti biasa, diberondong dengan peluru dari senjata laras panjang. Dua orang prajurit TNI bernama Lettu Inf Reza Gita Armena dan Pratu Wahyu Prabowo terkena tembakan. Nahas Pratu Wahyu menghembuskan nafas terakhirnya setelah sebuah peluru menembus bagian dada kirinya.

Iskandar mengungkapkan, pihaknya mencurigai Wani berperan aktif dalam insiden penyerangan sadis tersebut. Pasalnya, pria yang sehari-hari memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi gerakan pengacau keamanan di daerah tersebut pun menghilang pasca-penyerangan.

"Mungkin ada perannya, tetapi bagaimana perannya kami belum tahu karena kami kan harus menangkap dia dulu. Namun, diduga, katakan lah mencari kelengahan prajurit," lanjutnya.

Menurut Iskandar, kewenangan untuk melakukan penyelidikan terhadap siapa sebenarnya Wani Tabuni tersebut, berada di institusi kepolisian. Dia berharap, penyelidikan polisi mampu menguak latar belakang Wani dan menjadi pintu masuk ke penyelidikan gerakan pengacau kemanan lainnya.

Selain di Tinggi Nambut, penyerangan juga terjadi di Sinak Koramil 1714 Puncak Jaya beberapa jam kemudian. Prajurit TNI serta beberapa orang sipil diberondong peluru saat hendak ke Bandara Sinak mengambil peralatan komunikasi. Sebanyak tujuh prajurit TNI tewas. Tiga orang sipil meninggal dunia dan satu luka.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menduga kuat, kelompok separatis bertanggung jawab atas penembakan itu. Pelaku diduga adalah kelompok Gerakan Pengacau Keamanan pimpinan Goliath Tabuni. Sementara itu, penembakan yang terjadi di Distrik Sinak diduga adalah kelompok bersenjata pimpinan Murib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com