Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Putri Solo" di Tengah Pusaran Korupsi

Kompas.com - 14/02/2013, 08:43 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi awal datang pada Agustus 2012 saat Komisi Pemberantasan Korupsi mulai menguak kasus dugaan korupsi pengadaan simulator berkendara di Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Seorang unsur pimpinan KPK mengatakan, tersangka kasus itu, mantan Kepala Korlantas Inspektur Jenderal Djoko Susilo, diduga mencuci uang lewat teman perempuannya. Dalam beberapa kasus korupsi yang ditangani KPK, tersangkanya melakukan hal serupa.

Ketika KPK intensif menyidik Djoko sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terungkaplah sosok perempuan bernama Dipta Anindita ini. Kepingan informasi hampir lima bulan silam tersebut mulai jelas tersaji. Dipta, yang tadinya disebut hanya sebagai teman perempuan tersangka kasus ini, ternyata merupakan istri muda Djoko.

KPK telah menyita dokumen surat nikah keduanya. Namun, ada yang aneh dalam data di surat nikah tersebut. Nama Djoko ditulis tanpa huruf ’d’ menjadi Joko. Selain itu, tahun lahir Joko ini pun tertulis 1970. Padahal, Djoko lahir tahun 1960.

Tak kurang akal, KPK coba mengonfirmasi soal kebenaran pernikahan Dipta ini kepada orangtuanya. Namun, saat dimintai keterangan, orangtua Dipta menjelaskan bahwa suami anaknya seorang lelaki etnis Tionghoa yang memang bernama Joko. Hingga akhirnya KPK menemukan dokumen surat nikah Dipta dengan Joko. Foto suami Dipta dalam surat nikah tersebut mirip dengan wajah Djoko.

Berawal dari pelacakan yang biasa dilakukan KPK terhadap seluruh harta kekayaan yang dikuasai tersangka korupsi, sedikit demi sedikit mulai didapatkan fakta adanya sosok Dipta yang diduga berada di balik pencucian uang hasil korupsi Djoko.

Dari penelusuran Kompas di KPK, Dipta mulai dekat dengan Djoko setelah memenangi kontes kecantikan di kota kelahirannya, Solo, tahun 2008. Djoko diduga membelikan sejumlah properti untuk Dipta. Awalnya hanya properti di Solo. Dua rumah mewah dibelikan Djoko. Keduanya terletak di jalan utama Solo, Jalan Urip Sumohardjo, Jebres, dan Jalan Sam Ratulangi, Sondakan. Harga kedua properti tersebut ditaksir Rp 5 miliar.

Tak cukup di Solo, kedekatan hubungan keduanya kemudian juga berbuah sebuah rumah mewah di Semarang, tepatnya di Graha Candi Golf, kluster Golf Residence. Nilai jual obyek pajak rumah mewah di Semarang ini telah dilacak KPK dan nilainya mencapai Rp 3,6 miliar. Itu baru harga sesuai nilai pajaknya karena nilai aslinya bisa lebih dari Rp 3,6 miliar.

Tak sekadar membelikan rumah mewah di Solo dan Semarang, Djoko juga diduga membelikan properti mewah di Jabodetabek, yakni di Jalan Prapanca Raya, Jalan Cikajang, dan Apartemen The Peak di Jalan Setiabudi. Ketiganya di Jakarta. Ada satu lagi rumah mewah yang diduga dibelikan Djoko untuk Dipta, yakni di Pesona Kahyangan, Depok. The Peak merupakan kompleks apartemen mewah dengan bentuk ikonik di puncak bangunannya. Ada sejumlah tower di apartemen ini, dan milik Dipta berada di tower C lantai 29. Harga apartemen mewah ini berkisar Rp 3 miliar-Rp 4 miliar. Tak ada apartemen berharga murah di sini.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, saat ini petugas KPK memang tengah memasang plang tanda penyitaan terhadap properti berupa rumah di tiga kota, yakni Solo, Semarang, dan Yogyakarta. Penyitaan itu, menurut Johan, terkait penyidikan KPK atas dugaan TPPU dengan tersangka Djoko.

”Hari ini (kemarin) KPK melakukan pemasangan plang sita ke sejumlah rumah yang diduga milik DS di Solo, Yogyakarta, dan Semarang. Ada kegiatan pemasangan plang sita. Nilainya saya belum dapat informasi, tetapi terkait dengan kasus simulator yang dikembangkan ke TPPU,” ujar Johan.

Seusai diperiksa KPK, Rabu (13/2), Dipta terus bungkam saat ditanya hubungannya dengan Djoko. Dia juga tak mau menjawab soal dugaan menguasai dan memiliki sejumlah properti mewah di atas. Mengenakan baju berwarna hitam dengan kerudung merah muda, Dipta terus mengelak saat ditanya wartawan.

Perempuan cantik kelahiran 10 Mei 1989 itu sempat kembali masuk ke lobi ruangan KPK, tak tahan dikerubuti banyak wartawan, sementara tak ada kendaraan yang menjemput. Akhirnya Dipta bisa lepas dari kejaran wartawan dengan kawalan petugas satpam KPK. Ia berlalu menggunakan taksi.

Salah satu pengacara Djoko, Tommy Sihotang, mengatakan belum tahu soal perempuan bernama Dipta itu. Saat ditanya apakah memang ada hubungan suami-istri antara Dipta dan Djoko, Tommy mengatakan, kliennya belum pernah menceritakan soal Dipta.

”Selama ini, kan, memang tak ada hubungannya, makanya Pak Djoko tak pernah cerita. Kami belum tahu siapa dia (Dipta). Kami mungkin akan menanyakannya besok (hari ini),” kata Tommy. 

Berita terkait dapat dibaca pada topik:
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

    Nasional
    Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Nasional
    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Nasional
    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Nasional
    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    Nasional
    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Nasional
    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

    Nasional
    Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

    Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

    Nasional
    Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

    Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

    Nasional
    Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

    Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com