KOMPAS - Dunia politik nasional tersentak saat di pengujung Januari 2013, (mantan) Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima suap impor daging sapi. Pimpinan dan kader PKS harus bergerak cepat mengonsolidasikan diri supaya tetap memiliki peluang pada Pemilu 2014.
Saat PKS menata diri, kegaduhan bergaung juga dari Partai Demokrat. Bara yang selama ini hanya dalam sekam, seperti mencuat, saat Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik meminta Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mundur.
Simbol Konflik
Bagi sebagian warga Tionghoa, tarik-menarik dalam tahun politik ini mungkin tak terlalu mengejutkan. Tahun 2013 adalah tahun ular dalam sistem kalender bulan. Ular adalah hewan yang dikenal cerdik, licik, licin, sulit dipegang, dan mematikan.
Pakar fengsui asal Salatiga, Jawa Tengah, Linda Kho, menilai pula bahwa tahun ular air adalah simbol konflik. Pada tahun 2013, iklim politik diperkirakan memanas, bahkan dipenuhi intrik untuk saling menjatuhkan dan rawan terjadi kericuhan.
Linda, yang juga dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, memperkirakan figur pria muda akan mendominasi dunia politik nasional. Namun, konflik dan ketidakpastian akan menyertainya.
Pendapat senada dikemukakan pengamat sosial William Chang. Ia mengingatkan bahwa tahun ini watak ular yang licin dan lincah cenderung memengaruhi iklim politik di Indonesia.
Di tahun ular air, janji politisi makin sulit dipegang. ”Arah dan janji politisi akan kian sulit dipegang seperti ular di dalam air. Politik hanya akan menjadi kepentingan individu dan golongan dalam rangka merebut kekuasaan tahun 2014,” ujar Chang, di Pontianak, Kalimantan Barat.
Kecenderungan arah politik yang lebih menguntungkan segelintir orang harus diwaspadai oleh masyarakat calon pemilih. Chang berpendapat, perilaku politisi yang mirip ular dalam air bisa dilawan oleh kekuatan masyarakat. Syaratnya, masyarakat tidak terbawa atmosfer yang diciptakan oleh politisi. ”Masyarakat harus hati-hati dan kian cerdas menentukan pilihan,” tuturnya.
Tahun ular air semestinya juga menjadi tahun kerja bagi bangsa Indonesia. Kegaduhan politik akan merugikan perekonomian Indonesia.
Paranormal Lemi meramalkan, tahun 2013 akan diwarnai kecenderungan banyaknya tipu daya dan persoalan yang tak selesai. ”Hanya orang jujur yang bisa menyelesaikan persoalannya pada 2013,” ujarnya.
Karena itu, ia meminta masyarakat mewaspadai pertentangan yang kemungkinan timbul pada tahun 2013.
Tidak Mudah
Sebaliknya, Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia Kota Tegal, Jateng, Gyiong Gyiong, mengatakan, Imlek merupakan waktu untuk meminta ampunan dan mengungkapkan syukur atas apa yang diperoleh selama satu tahun. Dalam tahun ular, diperkirakan tidak semudah menghadapi tahun sebelumnya.
Dalam kepercayaan kaum Tionghoa, tahun ular adalah tahun yang sulit dipegang, seperti halnya sifat binatang itu.
”Dalam bisnis dan politik, siapa kawan dan siapa lawan susah dipegang,” ujarnya. Oleh karena itu, pada tahun ular, orang yang akan berhasil adalah orang yang mau bekerja keras.
Pakar fengsui, Mauro Rahardjo, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, melihat tahun ular air dengan metode Qiu Xing atau 9 Bintang. Dia sependapat, situasi ekonomi dan politik pada tahun 2013 diwarnai ketidakpastian dan keruwetan sosial. Berbagai persoalan politik yang terjadi juga dapat memengaruhi perekonomian nasional.
”Muncul ketidakpastian yang juga disertai bencana, tetapi bukan karena alam, melainkan ulah manusia,” katanya. Posisi Indonesia ada di selatan Tiongkok dan akan kedatangan Bintang-9 Ungu (Qiu Zi).
Bintang itu menyangkut aspek pesta atau perayaan, terkait puluhan pemilu kepala daerah (pilkada) tahun ini dan Pemilu 2014. Keruwetan sosial dalam kaitannya dengan pesta demokrasi ditandai dengan munculnya demonstrasi serta hancurnya jaringan atau hubungan sosial yang sudah terbentuk.
”Menjadi benang ruwet, saling tuduh, saling mengelak, akar persoalan sulit ditemukan,” kata Mauro. Persoalan yang tadinya ada pada tataran politik akhirnya merambat ke perekonomian nasional. Akibatnya, perekonomian menjadi tidak menentu dan pelaku usaha sulit memprediksi hasil dari tindakannya.
Sebaliknya, budayawan keturunan Tionghoa di Bandung, Soeria Disastra, menyebutkan, Imlek sebagai awal baru yang penuh harapan. Dengan kondisi Indonesia saat ini, yang disebutnya penuh dengan gonjang-ganjing serta pertikaian antargolongan, ia berharap tahun ini akan menjadi awal yang lebih baik untuk bangsa. (wie/eld/den/son/aha/tra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.