Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sawit yang Melukai, tetapi Disukai

Kompas.com - 11/01/2013, 02:42 WIB

Ketua KUD Harapan Tani Makmur Sanjan Emberas Marsianus Polin menjelaskan, setelah empat tahun, mereka mendapat kapling sesuai luas lahan yang diserahkan. Untuk 7 hektar lahan yang diserahkan, petani mendapat satu kapling kebun kelapa sawit seluas 1,4 hektar. Sejak bergabung dengan perusahaan, selama empat tahun mereka menjadi buruh dengan penghasilan tetap.

Konsep plasma atau perkebunan inti rakyat sejatinya merupakan simbiosis mutualisme. Apabila dikerjakan dengan bertanggung jawab, dapat pula meminimalkan konflik. Tak heran jika Pemprov Kalteng melalui Perda Nomor 5 Tahun 2011 seolah mendesak kemitraan.

Jika ketentuan soal plasma dipatuhi, minimal 20 persen dari luas perkebunan milik perusahaan harus dialokasikan untuk plasma. Artinya, akan ada 155.200 hektar lahan di Kalteng yang pengelolaannya bermitra dengan warga sekitar. Kini realisasi baru 10 persen atau 77.600 hektar.

Menurut Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Tengah Rawing Rambang, perusahaan yang mengajukan izin membangun perkebunan diwajibkan menerapkan ketentuan itu. ”Sebenarnya tidak harus plasma. Perusahaan, misalnya, bisa bermitra dengan menggunakan angkutan masyarakat,” tuturnya.

Sawit dapat lebih bermanfaat bagi semua andai industri hilirnya diperbanyak. Malaysia, misalnya, telah menciptakan 100 produk turunan minyak kelapa sawit mentah, sementara Indonesia baru 47 produk. Padahal, ketika industri terbangun, minimal tercipta lapangan pekerjaan untuk rakyat tanpa lahan. (A HANDOKO/SYAHNAN RANGKUTI/MOHAMMAD HILMI FAIQ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com