Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sawit yang Melukai, tetapi Disukai

Kompas.com - 11/01/2013, 02:42 WIB

Kondisi Riau lebih baik. Sekitar 940.000 warga dari 5 juta penduduk Riau menggantungkan hidup pada kelapa sawit. Sukacita merebak saat harga tandan buah segar tinggi. Toko mobil di Riau selalu kebanjiran permintaan mobil baru. Mobil sport utility vehicle atau yang berkabin ganda ditemui hingga pedalaman.

Sebuah desa eks transmigrasi di Desa Pematang Tinggi, Kecamatan Krukut, Kabupaten Pelalawan, Riau, contohnya, nyaris tidak berbeda dengan perkotaan. Ada deretan rumah warga yang bagus dan permanen, bahkan tak sedikit warga punya gedung bertingkat.

Koperasi Unit Desa (KUD) Amanah adalah gambaran betapa sawit menyejahterakan. Setiap petani sawit yang menjadi anggota seperti pekerja kantoran. Setiap bulan mereka mengambil gaji di KUD yang menjadi unit plasma anak perusahaan PT Asian Agri.

KUD Amanah adalah salah satu koperasi terbaik di Riau yang sering dikunjungi warga dari seantero Riau, bahkan dari luar daerah, seperti Kalimantan, Jambi, dan Sumatera Selatan.

Ukuran keberhasilan itu antara lain meningkatnya penghasilan anggota per bulan, rumah gedung para anggota, mobil bagus, naik haji, atau menyekolahkan anak hingga sarjana dan bersekolah di luar negeri.

Sawit memang primadona bagi sebagian besar warga Riau. Bukan hanya petani kecil, hampir seluruh pejabat di Tanah Melayu itu memiliki kebun sawit. Kunjungan akhir pekan ke kebun kelapa sawit menjadi salah satu acara wajib mereka. Bahkan, salah satu ukuran keberhasilan ditentukan oleh luasnya kebun sawit yang mereka miliki.

Aziz Purba (53), warga Desa Banjaran Godang, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, juga membuktikan kesuksesannya. Dari sekadar petani, kini dia memiliki gudang kelapa sawit berkapasitas 100 ton.

Perkenalan Aziz dengan kelapa sawit dimulai tahun 1987 saat bekerja di perkebunan milik pengusaha Tionghoa. Sepuluh tahun kemudian, dia membeli 2 hektar lahan kelapa sawit dengan sistem plasma.

Hasilnya, ia memanen 3-4 ton per bulan, di atas rata-rata 1,5 ton per hektar per bulan. Kuncinya, Aziz memberikan pupuk 2 kilogram per tahun. Dia berprinsip, jika pupuk melimpah, hasil panen bertambah.

Dari Kabupaten Sanggau, salah satu sentra kelapa sawit tertua di Kalimantan Barat, menjadi petani plasma PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII merupakan jalan menuju masa depan yang lebih baik. Tahun 2000, 88 petani di Sanjan Emberas, Desa Pandan Sebuat, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalbar, memutuskan bergabung dengan PTPN XII.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com