Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari "Maknyus" ke Rezeki Itik

Kompas.com - 08/01/2013, 05:42 WIB

”Sebulan ini, sekitar tujuh kali nyopir. Lumayan, hasilnya bisa untuk tambahan uang makan,” ujarnya.

Kondisi seperti Warim juga dirasakan peternak itik lainnya di Kabupaten Brebes. Aspin (45), peternak itik di Desa Pakijangan, juga kehilangan 300 itik pedaging miliknya. Padahal, itik tersebut sudah berusia 55 hari. Selama ini, beternak itik juga menjadi satu-satunya sumber mata pencarian keluarganya.

Berdasarkan data KTTI Adem Ayem, jumlah itik yang mati di Desa Pakijangan sekitar 44.000 ekor, milik 60 peternak. Itik-itik tersebut terdiri dari 38.000 itik pedaging dan 6.000 itik petelur.

Atmo Suwito Rasban memperkirakan kerugian yang dialami peternak akibat kematian itik di wilayahnya sekitar Rp 1,74 miliar.

Menurut Atmo, jumlah peternak itik di wilayahnya sekitar 85 orang, dengan populasi itik sekitar 120.000 ekor. Sektor peternakan itik telah menjadi andalan masyarakat sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Tak hanya beternak, masyarakat juga membuat dan memasarkan telur asin dari bahan telur itik.

Oleh karena itu, meskipun usaha mereka dihantam virus flu burung, peternak tetap setia dengan pekerjaannya. Mereka tetap ingin bisa bangkit kembali untuk memelihara itik.

Selama ini, beternak itik telah menjadi mata pencarian utama, bukan sekadar sambilan. Dengan beternak itik, masyarakat di Pesurungan Lor, Kota Tegal, Jawa Tengah, misalnya, bisa membangun rumah dan menyekolahkan anaknya. Bahkan, saat ini jumlah peternak yang mampu menyekolahkan anaknya hingga sarjana terus meningkat.

Dari 135 orang anggota keluarga beberapa peternak, 20 orang di antaranya bisa bersekolah hingga menjadi sarjana.(WIE/MAR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com