Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBPBL Tidak Yakin Pengerukan Jadi Pemicu Utama Red Tide

Kompas.com - 07/01/2013, 19:43 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung Badrudin meragukan dugaan bahwa pengerukan pelabuhan Panjang menjadi pemicu utama fenomena pasang merah yang mematikan ratusan ribu ikan di Teluk Lampung.            

Menurut dia, tidak ada faktor tunggal pemicu pasang merah. "Pemicunya adalah kombinasi empat hal, yaitu peningkatan nutrient, arus tenang, salinitas, dan suhu. Satu saja tidak terpenuhi, red tide tidak terjadi," ujar dia, Senin (7/1/2013). 

Ia mengatakan, di Teluk Lampung beberapa kali terjadi booming (ledakan) alga (fitoplankton). "Dulu, jenisnya noktiluca, kali ini C. Polykrikoides. Fenomena alam red tide ini mirip kasus serangan belalang yang belum dapat diketahui kapan datang dan pergi," tuturnya.

Menurutnya, munculnya pasang merah di Teluk Lampung diakibatkan tingginya kandungan  nutrient di perairan. Kandungan nutrient ini bisa berasal dari penumpukkan unsur hara dari limbah rumah tangga ataupun pupuk yang terbawa banjir.

"Kemarin kan sempat kemarau panjang. Tumpukkan kandungan nutrient ini barangkali terbawa hujan masuk ke perairan," ujarnya.

Untuk mencegah lebih banyak kasus ikan mati, Badrudin mengimbau pembudidaya ikan mengevakuasi ikan-ikan di KJA ke bak-bak penampungan ikan di darat.

"Fenomena red tide ini akan hilang dengan sendirinya setelah arus makin deras dan sisa nutrient terlarutkan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com