BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung Badrudin meragukan dugaan bahwa pengerukan pelabuhan Panjang menjadi pemicu utama fenomena pasang merah yang mematikan ratusan ribu ikan di Teluk Lampung.
Menurut dia, tidak ada faktor tunggal pemicu pasang merah. "Pemicunya adalah kombinasi empat hal, yaitu peningkatan nutrient, arus tenang, salinitas, dan suhu. Satu saja tidak terpenuhi, red tide tidak terjadi," ujar dia, Senin (7/1/2013).
Ia mengatakan, di Teluk Lampung beberapa kali terjadi booming (ledakan) alga (fitoplankton). "Dulu, jenisnya noktiluca, kali ini C. Polykrikoides. Fenomena alam red tide ini mirip kasus serangan belalang yang belum dapat diketahui kapan datang dan pergi," tuturnya.
Menurutnya, munculnya pasang merah di Teluk Lampung diakibatkan tingginya kandungan nutrient di perairan. Kandungan nutrient ini bisa berasal dari penumpukkan unsur hara dari limbah rumah tangga ataupun pupuk yang terbawa banjir.
"Kemarin kan sempat kemarau panjang. Tumpukkan kandungan nutrient ini barangkali terbawa hujan masuk ke perairan," ujarnya.
Untuk mencegah lebih banyak kasus ikan mati, Badrudin mengimbau pembudidaya ikan mengevakuasi ikan-ikan di KJA ke bak-bak penampungan ikan di darat.
"Fenomena red tide ini akan hilang dengan sendirinya setelah arus makin deras dan sisa nutrient terlarutkan," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.