Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega: Bangun Tradisi Politik Berkeadaban

Kompas.com - 06/01/2013, 10:53 WIB
Subhan SD

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Panggung politik nasional sekarang ini memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan. Kegaduhan politik justru terlihat marak. Melihat kondisi demikian, sangat penting untuk membangun tradisi politik yang berkeadaban.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri saat memberikan pengarahan pada rapat konsolidasi di Medan menjelang Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara, Sabtu (5/1/2013). Megawati berpidato di hadapan pengurus dan kader PDI-P serta pengurus dua partai yang ikut mengusung calon PDI-P, yakni Partai Peduli Rakyat Nasional dan Partai Damai Sejahtera.

Hadir dalam acara tersebut pengurus dan kader partai antara lain Sidarto Danusubroto, Hamka Haq, Maruarar Sirait, Trimedya Pandjaitan, Hasto Kristyanto, Firman Jaya Daeli, Panda Nababan, dan pasangan calon yang diusung PDI-P, yakni Effendi MS Simbolon-Djumiran Abdi.

”Bagi saya, menjadi kewajiban setiap partai untuk membangun tradisi politik yang berkeadaban. Jangan sampai pemilu menjadi ajang kompetisi yang memecah belah bangsa,” ujar Megawati.

Ia mengatakan, Bung Karno berulang kali menegaskan bahwa pemilu adalah alat untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Partai merupakan alat pengorganisasian kekuatan rakyat sehingga pemilu adalah alatnya alat.

”Jangan sampai alat menjadi tujuan, apalagi menjadi ajang perpecahan bangsa. Tujuan kita yang sebenarnya adalah menghapuskan berbagai macam bentuk ketidakadilan, penindasan, dan kesengsaraan yang dihasilkan oleh sistem politik dan ekonomi yang menindas dan mengisap,” ujar Megawati.

Pemilu adalah alat

Megawati mengingatkan bahwa para pendiri bangsa dengan yakin merumuskan cita-cita masyarakat adil dan makmur. Namun, dalam praktiknya, mengapa hanya pertumbuhan ekonomi yang diutamakan.

”Kenapa hanya pertumbuhan, sepertinya disisihkan pemerataan. Bagaimana kalau yang tumbuh hanya segelintir orang,” katanya. Padahal, dalam konsep trisakti yang disampaikan Bung Karno, Indonesia mestinya berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.

Politik berkeadaban, ujar mantan Ketua DPP PDI-P Firman Jaya Daeli, berarti parpol atau politisi bukan melulu hanya memikirkan untuk memenangi pemilu. Pemilu justru digunakan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Itu berarti parpol atau politisi tidak hanya bekerja pada saat pemilu, tetapi setiap hari parpol harus berada di tengah- tengah rakyat. ”Politik berkeadaban itu adalah menjalankan politik etik, politik kewarganegaraan,” ujar Firman.

Dalam rapat konsolidasi itu, Megawati mengingatkan agar kader PDI-P bekerja keras guna memenangi pilkada Sumut yang akan digelar pada 7 Maret 2013. Megawati meminta pasangan calon dari PDI-P benar-benar memikirkan rakyat Sumut. Effendi pun bertekad berjuang memenangi pilkada guna membawa kesejahteraan masyarakat Sumut.

Pasangan calon lainnya dalam Pilkada Sumut adalah Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi, Amri Tambunan-RE Nainggolan, Chairuman Harahap-Fadly Nurzal Pohan, dan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Nasional
MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

Nasional
Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Nasional
Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Nasional
Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com