Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Berdikari dengan Benih Mandiri

Kompas.com - 23/11/2012, 03:37 WIB

Kelompok Joharipin juga pelan-pelan mengadopsi cara bertanam organik. Ia bekerja sama dengan petani dan peternak dari daerah lain untuk mengolah kotoran sapi. Yusuf (34), petani Desa Muliasari, Kecamatan Bangodua, adalah pemasok kompos bagi kelompok ini.

”Per bulan baru bisa memproduksi 2 ton pupuk dari kotoran sapi. Pasar bagi pupuk ini belum luas. Umumnya petani Indramayu masih menggunakan pupuk kimia,” kata Yusuf.

Kemandirian dalam bidang produksi sejak dari benih, pupuk, dan obat hama, bagaimanapun harus disertai dengan keberdayaan ekonomi. Joharipin memilih koperasi sebagai wadah pemberdayaan kelompoknya. Kini, total ada tiga koperasi di wilayah Kertasemaya yang meniru konsep koperasi Joharipin. Sekitar 100 petani menjadi anggota koperasi-koperasi itu.

Sistem tunda jual

Koperasi yang dikembangkan Joharipin adalah koperasi simpan-pinjam. Prinsipnya ialah menaikkan nilai tukar petani, yaitu dengan menunda penjualan hasil panen.

”Hasil panen jangan langsung dijual habis untuk kebutuhan sehari-hari. Panen disimpan dulu satu atau dua bulan sampai harga gabah kembali naik. Selama rentang waktu tunda jual itu petani bisa meminjam uang kepada koperasi untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Setiap anggota menyerahkan iuran pokok Rp 100.000 dalam sekali keikutsertaan, iuran wajib Rp 10.000 per bulan, dan iuran sukarela. Besaran bunga pinjaman ialah 3 persen menurun, yakni dihitung dari sisa pinjaman yang belum dibayarkan. Pinjaman itu harus dikembalikan minimal dalam 10 bulan.

Sisa hasil usaha dibagikan setelah dikurangi jasa pinjaman, jasa simpanan, dana pendidikan, dana sosial, dan kas koperasi. Dana pendidikan yang dikelola koperasi itu, antara lain, dipakai untuk sekolah lapangan.

Selama ini, persoalan petani adalah tingginya biaya produksi yang tak terimbangi oleh harga jual panen mereka. Dengan kemandirian unsur produksi, seperti benih dan pupuk, biaya produksi pertanian bisa ditekan. Di sisi lain, harga jual panen dinaikkan dengan sistem tunda jual.

Karto dari Universitas Wiralodra menilai, upaya kemandirian Joharipin dan kelompoknya harus disambut pemerintah.(Rini Kustiasih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com