Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyergapan di Poso, 1 Tewas, 14 Diciduk

Kompas.com - 04/11/2012, 02:26 WIB

Kepala Polda Sulteng Brigjen (Pol) Dewa Parsana mengatakan, aksi massa dilakukan simpatisan warga Kayamanya yang ditangkap dan tewas. Aparat menangkap 14 warga.

”Mereka adalah simpatisan dari orang yang ditangkap. Kebetulan yang ditangkap adalah tokoh dan punya simpatisan sehingga mereka melakukan perlawanan. Semuanya masih kami tangani. Situasi sejauh ini bisa dikendalikan dan aman. Ada 14 warga yang ditangkap dan satu lainnya tewas. Sejumlah barang bukti kami amankan, di antaranya bom dan bahan pembuatan bom,” kata Kapolda.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, Sabtu, mengatakan, mereka yang ditangkap terkait kelompok teror terdahulu, khususnya terkait buronan bernama Santoso. ”Beberapa dari mereka yang merencanakan aksi teror ataupun yang telah melakukan teror, seperti di Palu, terkait adanya perampokan bank,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Abdul Khalid diduga menjadi pelatih pembuatan bom bagi kelompok di Poso yang diduga terkait jaringan teroris. Dengan statusnya sebagai polisi hutan, Abdul Khalid diduga menjadi orang yang melatih penguasaan hutan di sekitar Tamanjeka yang selama ini diduga sebagai tempat pelatihan. Adapun MY juga diduga salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam kelompok dan punya keterkaitan dengan berbagai aksi kekerasan di Poso.

Sampai kemarin, setelah polisi dan tentara melakukan penyisiran, ditemukan sedikitnya 26 detonator, 15 bom aktif, satu bom ranjau seberat 10 kilogram, 23 butir amunisi, dan sebuah senjata api. Diamankan pula bahan-bahan pembuatan bom seperti serbuk putih, berbagai kabel dan telepon genggam untuk rangkaian dan pemicu bom, senjata tajam, busur, dan lainnya.

Barang bukti itu digelar di Mapolres Poso, Jumat pagi. Hadir dalam gelar barang bukti ini Kapolda Sulteng, Wakil Bupati Poso Samsuri, Komandan Distrik Militer Letkol (Inf) Bobby Prabowo, serta sejumlah tokoh agama dan masyarakat di Poso.

”Semua barang bukti ini milik orang-orang atau kelompok yang terkait jaringan teroris. Mereka adalah orang-orang yang terkait dengan berbagai peristiwa, mulai dari penembakan di Desa Sepe, Desa Masani, bom Kawua, bom pos lantas, dan pembunuhan dua polisi. Rencananya barang-barang ini dipersiapkan untuk melakukan teror di Poso,” kata Kapolda.

Samsuri mengaku terkejut. ”Kami dulu tidak percaya tentang barang-barang seperti ini yang katanya digunakan kelompok atau orang-orang tertentu. Namun, setelah melihat langsung, kami percaya bahwa ada yang seperti ini di Poso. Karena itu, kami meminta aparat keamanan menuntaskan kasus ini karena Poso butuh suasana damai untuk bisa membangun dan agar masyarakat tenang,” katanya.

Ketua Forum Kesatuan Umat Beragama Poso Abdul Gani T Israim juga berharap aparat menuntaskan terorisme di Poso hingga ke akarnya. ”Kami ingin persoalan ini tuntas sampai ke akar-akarnya. Warga Poso ingin hidup tenang dan kami tidak ingin lagi ada teror, apalagi konflik di Poso,” ujarnya.

Kemarin, sedianya ratusan polisi dan tentara menjaga Festival Danau Poso ke-15 yang akan dibuka di Tentena. Namun, rombongan Wakil Gubernur Sulteng Sudarto yang hendak membuka festival itu tertahan di Poso. Rombongan baru lewat setelah menumpang kendaraan Barakuda milik Polda Sulteng. (REN/ONG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com