Taruna Tewas Akibat Kelalaian Petugas Orientasi BP2IP

SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi menangkap unsur kelalaian pada kasus tewasnya calon taruna Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Maulana Ainul Yakin (19) akhir pekan lalu. Korban dipastikan tewas karena tenggelam saat kegiatan di kolam.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Farman mengaku heran pada petugas yang membimbing kegiatan di kolam yang tidak mengetahui jika ada pesertanya yang tenggelam.

''Penyelenggara kegiatan dapat kami jerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa orang,'' katanya Rabu (3/10/2012).

Korban, kata Farman, dalam kegiatan tersebut masuk kategori peserta yang memiliki kemampuan terbatas dalam berenang. Harusnya petugas lebih ekstra hati-hati dalam mengawasinya. Polisi juga menegaskan tidak menemukan bekas kekerasan pada hasil otopsi korban. Lebam yang ada di tubuh korban adalah lebam mayat.

''Luka atau lebam itu seperti terbentur benda keras saat tenggelam,'' tambahnya.

Warga Kecamatan Trageh, Kabupaten Bangkalan itu tidak diketahui keberadaannya saat makan siang usai kegiatan penyeberangan basah di kolam kampus Sabtu lalu. Dicurigai masih ada di kolam, petugas pun mencoba melakukan pencarian di kolam namun tidak ada. Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan pihak keluarga dengan menyisir sudut-sudut kampus, pemukiman hingga ke kawasan jembatan tol Suramadu, tetap saja korban belum ditemukan.

Esok harinya pencarian kembali dilakukan di kolam kampus, tepat korban diketahui terakhir. Korban pun akhirnya ditemukan di dasar kolam sedalam 5-6 meter itu dalam keadaan tidak bernyawa.

Kegiatan penyeberangan basah di kolam yang dilakukan korban bersama 236 calon taruna saat itu adalah rangkaian kegiatan Outdoor Management Training (OMT). OMT dilakukan sebagai persiapan calon taruna memasuki Masa Orientasi Disiplin (MOD) selama tiga bulan, sebagai salah satu persyaratan wajib bagi taruna yang menjalani program Diklat Pelaut (DP) III Pembentukan.