Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa di Balik Penangkapan Terduga Teroris?

Kompas.com - 28/09/2012, 13:22 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan, ada kecurigaan bahwa maraknya penangkapan atau penembakan terorisme belakangan ini tak lepas dari tokoh berpengaruh di Indonesia. Pasalnya, penangkapan atau penembakan terhadap terduga terorisme selalu berdampingan dengan kasus yang menimpa sejumlah pejabat tinggi. Ada spekulasi di tengah masyarakat, penangkapan terduga teroris berupa pengalihan isu semata.

"Pola dari munculnya penangkapan teroris selalu berkaitan dengan kasus pelanggaran hukum yang mengganggu eksistensi para pejabat. Jadi jangan salahkan masyarakat kalau ada anggapan pengalihan isu terkait hal itu," pungkas Bambang, yang juga pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jumat (28/9/2012).

Terlebih, kata Bambang, motif pelaku—yang diduga melakukan tindak pidana terorisme—kabur. Polisi, misalnya, mengatakan bahwa motif para terduga teroris ini terkait balas dendam kepada polisi. Menurut polisi, hal itu tecermin dari pengakuan pelaku.

"Motif para teroris kalau ingin merusak negara, termasuk kepentingan Polri, kok mereka tidak ada sistem birokrasinya?" tanya Bambang.

Bambang mengatakan, keberhasilan penangkapan terduga terorisme bukan prestasi. Sebaliknya, hal ini menunjukkan kelemahan aparatur negara yang kerap "kecolongan" sehingga penangkapan atau penembakan terhadap terduga teroris ini kadang menimbulkan korban.

Kabar terakhir, polisi menangkap teroris Wendy Febriangga alias Hasan di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tenggara, Kamis. Penangkapan Wendy berdasarkan pengembangan kasus jaringan Al Qaeda Indonesia pimpinan Badri Hartono (45) alias Toni.

Hasan disebut memiliki kemampuan merakit bom seperti Badri. Bahkan, ia disinyalir ikut membuat bom pipa, yang sebelumnya ditemukan Tim Densus 88 saat penangkapan dan menggeledah sebuah rumah di Solo, Sabtu (22/9/2012) lalu.

Berita terkait aksi teror dapat diikuti dalam topik "Teroris Solo II". Baca pula "Teroris Solo", "Ledakan di Depok", "Bahan Peledak di Tambora", dan "Bahan Peledak di Bojong"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com