Besarnya pertumbuhan kuota BBM bersubsidi, menurut Jero, merupakan akibat dari kombinasi sejumlah faktor. Faktor itu di antaranya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor seiring dengan meningkatnya masyarakat kelas menengah.
Secara terpisah, Ketua Umum Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Eka Sari Lorena menegaskan dapat menduga subsidi BBM akan naik karena meningkatnya kuota BBM bersubsidi. ”Tanpa kebijakan yang memberi insentif kepada swasta, ambil contoh berbentuk pembangunan angkutan umum tetapi sebaliknya diinsentif bagi kendaraan pribadi, selamanya anggaran negara kita habis untuk belanja rutin dan subsidi,” tuturnya.
Pengamat pasar modal Yanuar Rizky berpendapat, pemerintah tidak bisa mengorbankan BBM bersubsidi yang merupakan barang publik untuk pembangunan. ”Pemerintah harus mampu menyerap dana 0,21 persen penduduk yang berada di pasar keuangan dan tabungan kelas menengah untuk membiayai pembangunan,” ujar Yanuar.