Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Itu Tak Mengusik Ketenangan Solo

Kompas.com - 02/09/2012, 03:47 WIB

Di rumah duka korban penembakan di Perumahan Ngringo, Kelurahan Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, keluarga tampak mencoba tegar. Istri Dwi Data, Niken Sri Parawani (54), meski terkadang menangis, tetap mampu bercerita dengan lancar kepada siapa saja tamu yang datang.

”Doakan saya, ya, supaya bisa menguliahkan anak bungsu saya sampai lulus meskipun saya kini harus berjuang tanpa Bapak,” ujar guru SMP Negeri 14 itu. Dwi Data meninggalkan tiga anak, Gupta Andika Pratama (28), Arya Dwi Wardhana (26), dan Hani Tri Prajaduta (19).

Niken berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Pihak keluarga menyerahkan kasus itu sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk dituntaskan. Namun, dia mengaku tidak ada dendam terhadap pelaku penembakan yang menewaskan suaminya.

”Sebelum kejadian, Bapak beberapa kali cerita, Plaza Singosaren diserang. Dia sampai pernah tiduran di bawah becak agar tidak kelihatan sebagai petugas kepolisian,” ujar Niken.

Di kompleks perumahan, Dwi Data adalah Ketua RT 010 RW 22. Terakhir kali, saat memimpin rapat untuk kegiatan 17 Agustus, salah seorang warga, Slameto (65), mengungkapkan, Dwi Data mengimbau warga waspada serta meningkatkan kerukunan dan keamanan lingkungan.

Teror tersebut merupakan yang ketiga kalinya menimpa Solo. Sebelum Lebaran, dua kali orang tak dikenal menyerang pos pengamanan (pospam). Jumat (17/8) dini hari, pospam Lebaran di Gemblegan, Kecamatan Serengan, ditembak orang tak dikenal, yang mengakibatkan dua polisi terluka. Sehari kemudian, giliran pospam Lebaran di Gladak dilempar granat.

Wali Kota Solo Joko Widodo menyatakan tak mau berprasangka apa pun atas kejadian itu. Ketika ditanya apakah peristiwa itu berkaitan dengan ajang Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, Jokowi mengatakan, ”Mudah-mudahan ini tidak ada kaitannya. Kalau ada, sangat keterlaluan dan tidak berperikemanusiaan.”

Jokowi heran karena beberapa peristiwa yang sebelumnya tak pernah terjadi selama tujuh tahun terakhir tiba-tiba muncul dalam waktu berdekatan. Kasus dengan modus hampir sama juga kembali terjadi, sementara dua kasus sebelumnya belum juga terungkap.

Jokowi yang sempat memantau aktivitas warga Solo mengatakan, teror yang terjadi tiga kali itu tidak memengaruhi aktivitas warga. Semua bekerja seperti biasa. Pasar dan pertokoan tetap buka. Pusat keramaian juga tetap dipenuhi warga.

Meskipun ketiga teror itu menyasar hal yang sama, yaitu pospam kepolisian, Kepala Kepolisian Daerah Jateng Didiek S Triwidodo belum dapat menyimpulkan ketiga kejadian itu memiliki keterkaitan satu sama lain. Dia berharap masyarakat tidak terprovokasi. ”Saya lihat warga Solo masih tenang-tenang saja, masyarakat sangat berani. Tidak ada suasana mencekam,” ujar Didiek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com