Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik Solusi Masalah BBM?

Kompas.com - 23/08/2012, 02:14 WIB

Namun, mobil listrik belum juga menggantikan mobil konvensional karena faktor baterai. Seandainya mobil listrik tidak memerlukan baterai, penulis yakin orang akan lebih memilih mobil listrik. Contoh mobil listrik tanpa baterai yang sukses adalah kereta listrik.

Baterai menjadi masalah karena sampai saat ini—untuk yang paling modern sekalipun—rapat energi (energi per satuan berat) dari baterai masih jauh lebih rendah dibandingkan BBM. Akibatnya, untuk berat atau volume yang sama, satu tangki BBM mengandung energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan baterai.

Untuk mengisi baterai mobil hingga penuh, biasanya diperlukan waktu 5-6 jam, itu pun hanya sanggup menempuh jarak sekitar 100 kilometer. Adapun untuk mengisi penuh satu tangki BBM, hanya perlu waktu sekitar 10 menit dan bisa menempuh jarak sampai 500 kilometer.

Saat ini, berbagai negara berlomba untuk memecahkan masalah baterai ini. Salah satunya adalah dengan kemunculan mobil hibrida. Tenaga gerak mobil hibrida berasal dari mesin mobil dan motor listrik. Baterai motor listrik diisi oleh mesin yang juga menggerakkan mobil, jadi energi berasal dari BBM. Dengan cara ini, mesin mobil bisa selalu bekerja pada pembebanan optimum sehingga efisiensi naik.

Mobil hibrida yang sudah beredar di Indonesia adalah Toyota Camry dan Prius. Di Amerika berkembang pula mobil hibrida jenis plug-in. Pada mobil ini, baterai bisa diisi dari luar dengan menggunakan battery charger ataupun mesin mobil itu sendiri. Dengan cara ini, kita bisa banyak mengurangi penggunaan BBM.

Dengan tetap menggunakan mesin konvensional, kita tidak menghadapi masalah terbatasnya energi yang bisa disimpan baterai. Hibrida dan hibrida plug- in dianggap sebagai solusi sementara sebelum teknologi baterai yang cocok ditemukan.

Teknologi nano

Banyak lembaga riset dunia sedang mengembangkan teknologi baterai dengan kerapatan energi tinggi dan baterai yang bisa diisi dengan cepat. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah pemanfaatan teknologi nano.

Baterai mobil yang mempunyai rapat energi paling tinggi saat ini adalah baterai berbahan lithium-ion. Saat ini para peneliti bekerja keras mencari bahan pengganti karena lithium hanya terkonsentrasi di beberapa negara, terutama China.

Masalah baterai lain yang harus diselesaikan adalah pengisian. Ambil contoh mobil listrik nasional yang sedang dikembangkan dan diuji coba di Indonesia, yaitu Molini. Mobil ini menggunakan baterai berkapasitas 21 kWh. Untuk mengisi penuh baterai perlu waktu 5 jam. Dengan demikian, diperlukan pengisi baterai yang mempunyai kapasitas 21/5 > 4,2 kW atau 4.200 watt. Jadi, untuk bisa mengisi baterai di rumah, instalasi listrik rumah minimum berkapasitas 4.200 watt.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com