Jika di Jakarta terdapat 100.000 mobil listrik semacam ini, kapasitas sistem transmisi dan distribusi di Jakarta harus bertambah paling tidak 4.200 MW, berarti 20 persen kapasitas pembangkit di Jawa saat ini. Ini baru Jakarta, bagaimana dengan Bandung, Surabaya, dan kota-kota lain?
Salah satu solusi lain yang ditawarkan adalah menyediakan tempat-tempat penggantian baterai, mirip dengan penggantian tabung gas. Cara ini jika distandarkan bisa membuat penggantian baterai hanya perlu waktu sekitar 10 menit. Sayangnya, teknik ini memerlukan konstruksi baterai yang standar untuk semua mobil dan ini bukan masalah mudah.
Berdasarkan pembahasan di atas, masalah baterai dan pengisiannya merupakan faktor penting yang harus dipikirkan agar program mobil listrik nasional bisa sukses. Di luar baterai, semua teknologi mobil listrik sudah siap dan sudah terbukti.
Akan tetapi, walaupun baterai belum siap, tidak berarti program mobil listrik nasional harus ditunda. Pengembangan harus tetap dilakukan karena akan terlambat jika kita hanya mengembangkan mobil listrik setelah baterai siap. Yang harus disadari adalah semua masih dalam tahap penelitian, jangan berharap mendapatkan solusi kilat.
Selain itu, yang juga mesti kita ingat, keberadaan mobil listrik bukan untuk memecahkan masalah kemacetan transportasi. Perlu solusi lain untuk memecahkan masalah transportasi nasional.