Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menugal", Kesahajaan Dayak Meratus dalam Bertani

Kompas.com - 07/08/2012, 12:53 WIB

Ketika padi mengeluarkan malai, maka ada beberapa pantangan bagi si pemilik padi yaitu tidak boleh memotong kayu hidup, tidak boleh memetik daun dan tidak boleh masuk hutan.

Pada saat itu diadakan acara adat yang disebut Aruh Adat Besambu di Balai Adat. Pada acara itu, ayam dan babi dipotong, lemang dibuat, dan Kembang habang dan kuning dipersembahkan, memohon kepada Yang Maha Kuasa agar padi berbuah lebat dan selamat sampai dapat dipanen untuk menghidupi keluarga.

Setelah lahan disiangi, dan adat Besambu telah dilaksanakan, kini tinggal menunggu padi menguning dan setelah enam bulan, buliran buliran mulai menguning, malai menunduk  semakin dalam pertanda padi berisi penuh, dan suka cita bagi petani Dayak, pertanda panen tahun ini berhasil, berkah dari Yang Maha Kuasa. Ketika padi berumur 4-5 bulan, yaitu pada bulan Maret-April, malai mulai menguning, namun belum matang.

Saatnya untuk acara adat Bawawar, yaitu selamatan di ladang, menyambut padi yang mulai menguning itu.  Pada acara itu, daun aren, Kembang habang dan Kembang kuning serta berbagai sesajen dipersembahkan kepada penguasa alam semesta agar padi yang mulai menguning itu selamat sampai dapat dipanen.

Mahanyari

Bulan April dan Mei, saatnya panen. Sebelum panen, dilakukan  acara adat yaitu Mahanyari yang secara harfiah Mahanyari (hanyar baru) artinya memulai panen padi pada tahun itu.

Suatu ungkapan rasa syukur yang mendalam atas melimpahnya panen tahun ini serta permohonan agar diberi keselamatan.  Mahanyari dilakukan secara berkelompok atau secara idividu setiap keluarga.  Mahanyari yang dilakukan secara berkelompok dan dilakukan di Balai Adat disebut Aruh.

Pada acara Mahanyari disediakan berbagai sesajen yang akan dibawa ke pehumaan di Tihang Bekambang (tiang bambu kuning yang dihiasi Kembang dan dedaunan) yang telah disiapkan.

Tihang bekambang terdiri dari tiang berupa bambu kuning, bagian paling atas melambangkan huruf atau kepala manusia yang disebut songkol. Di bawah songkol terdapat daun sejenis palem yang disebut daun Risi dan ditambah Kembang habang. Di bagian tengah Tihang Bekambang terdapat papan bundar berdiameter sekitar 70 cm tempat menyimpan berbagai sesajian disebut Dulang Campan yang melambangkan Bumi.

Sesajian yang disimpan di atas Dulang Campan terdiri dari darah ayam dengan wadah tempurung kelapa, wajit, minyak kelapa, dodol ketan, darah ayam, dan air kunyit.

Gulungan daun terep (Artocarpus sp), sejenis sukun hutan yang di dalamnya terdapat daun mada, daun risi, buah merah yang disebut hibak, daun ribu ribu, daun binturung, daun buluh, daun sirih benaik, dan daun singgae singgae.

Balian (dukun) memulainya dengan membaca mantra berupa doa bertutur yang pada dasarnya adalah doa dan pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkah panen padi yang diberikan.

Ayam dipotong di bawah Dulang Campan, yang dipersembahkan kepada YMK dimana darahnya dikucurkan dibawah Tihang Bekambang di tanah dan di tiang bambu kuning.

Selanjutnya ayam yang telah dipotong itu dibawa ke pondok untuk dimasak dan dimakan bersama kerabat dan tetangga. Setelah itu Balian membawa berbagai bahan sesajian dan gulungan daun terep yang berisi bermacam daun lain seperti tersebut di atas ke pondok pehumaan dan disimpan di dekat lumbung padi.

Selanjutnya para tetua kampung dan Balian membaca mantra-mantra yang isinya adalah rasa syukur dan permohonan keselamatan pada pemilik semesta atas berkah dan panen padi yang melimpah dan dapat dimakan oleh anggota keluarga dengan selamat.

Setelah itu dilakukan pembagian lemang, makanan khas Dayak.   Lamang adalah beras ketan yang dicampur santan dan garam yang dimasukkan ke dalam bambu kemudian dibakar menggunakan kayu sekitar 2,5 jam.

Beras ketan (lakatan) yang digunakan sebagai bahan lamang  adalah hasil panen padi yang baru dilakukan sebagai simbol bahwa hasil panen tahun itu telah dapat dinikmati.

Selanjutnya adalah acara makan bersama dengan menu berupa nasi  yang disimpan dipiring, sayur ayam, sayur labuh. Setiap yang hadir harus mencicipi makanan yang disediakan oleh tuan rumah.  Nasi yang dihidangkan berupa nasi putih dari padi yang baru saja dipanen.

Acara Mahanyari adalah ungkapan rasa syukur kepada YMK dan acara berbagi makanan kepada para kerabat dan tetangga. Selanjutnya adalah acara terakhir dari Mahanyari itu, yaitu penutupan oleh Balian dihadiri tetua kampung dan  kepala keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com