Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kerbau Meninggalkan Pantai

Kompas.com - 11/06/2012, 12:41 WIB

Perilaku gajah menjelang tsunami bisa sedikit terjawab dari penelitian Joyce Poole, Direktur Savanna Elephant Vocalization Project, yang berkantor di Norwegia. Poole pernah bekerja meneliti gajah-gajah Afrika selama 25 tahun di Kenya. Ia tak terkejut dengan laporan mengenai gajah di Sri Lanka yang lari ke tempat tinggi jelang tsunami.

”Saya pernah bersama gajah saat terjadi dua gempa kecil. Dalam dua kejadian itu, gajah- gajah lari beberapa detik sebelum saya merasa goncangan,” ujarnya.

United States Geological Survey (USGS) pernah meneliti perilaku aneh satwa ini tahun 1970. Namun, penelitian itu tak bisa menjelaskan secara pasti penyebab perilaku aneh itu. Sejak itu, USGS tak melanjutkan penelitian karena perilaku satwa sangat sulit diterjemahkan dan tak bisa menjadi patokan mitigasi.

Jika insting binatang mendeteksi gempa dan tsunami masih sulit terjelaskan, tak demikian dengan kemampuan binatang mendeteksi letusan gunung. ”Sebelum gunung meletus, ada tekanan fluida yang mendorong sumbat gunung,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono.

Batuan juga punya daya elastisitas tertentu sehingga ketika ditekan akan melentur sebelum pada suatu titik jebol. Dorongan tekanan tinggi yang membentur sumbat gunung itulah yang memunculkan frekuensi tinggi yang suara bisingnya hanya bisa didengar hewan tertentu. ”Pada saat itulah hewan-hewan yang tak tahan suara bising ini berlarian turun gunung,” katanya.

Suara berfrekuensi tinggi ini tak bisa didengar manusia. Beda dengan binatang, misalnya, kelelawar atau lebah.

Akankah binatang juga mendengar frekuensi suara tertentu sebelum datangnya gempa dan tsunami? Di Simeulue, kerbau-kerbau selamat.

Ikuti perjalanan Ekspedisi Cincin Api Kompas di http://www.cincinapi.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com