Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cannes! Di Kota Ini Para Selebriti Dunia Berkumpul

Kompas.com - 06/06/2012, 15:37 WIB

Sementara itu berdasarkan kabar yang saya dapat, banyak juga pekerja media lain yang datang, secara tak resmi, karena hanya bermaksud meliput bagian luar saja dari acara. Nah, mereka yang tak mendapatkan akreditasi (izin liputan) ini, kebanyakan adalah paparazzi!

Paparazzi itu telah menandai tempat mereka, di pembatas jalan, seberang palais festival, tempat para selebriti berjalan di atas karpet merah yang tersohor itu. Bukan main, persiapan mereka, dari mulai tangga dua meter, kursi lipat, sampai meja kecil, sudah tertata, lengkap dengan kunci gembok. Kenapa? karena setiap harinya, semua peralatan tersebut akan ditinggal di tempat seusai acara. Esoknya, tempat yang sudah mereka jajah itu masih tetap menjadi milik mereka karena sudah dikunci dan tidak bisa dipindahkan. Padahal, acara baru akan dimulai esok harinya, tetapi ramainya manusia sudah membuat suasana heboh!

Saya mencoba melihat bagian pasar film. Di sana, mereka yang datang dari dunia film sibuk mempersiapkan booth, dengan berbagai dekorasi dan poster beberapa film yang ditawarkan untuk dijual. Menarik sekali memang, melihat bagaimana perwakilan stan tersebut saling berusaha memberikan penampilan terbaik untuk menarik para industri film agar membeli karya atau menjalin kerja sama. Mereka yang ikut berpartisipasi datang dari seluruh penjuru dunia, dan tentunya juga dari Indonesia. Bahkan tahun ini, terdapat dua stan bagi kaum perfilman Tanah Air.

Salah satunya merupakan hasil kerja sama industri film Indonesia dengan pemerintah, sementara satu stan lagi dari kaum film muda, seperti sutradara, produser, dan artis yang khusus datang mempromosikan karya mereka. Ada Putrama Tuta (sutradara film Catatan Harian Si Boy), Faudzan Zidni (produser Republik Twitter), dan si cantik Prisia Nasution (artis peraih Piala Citra tahun lalu, yang datang untuk mempromosikan filmnya, Sang Penari).

Ketiganya datang dengan semangat dan kepercayaan jika film Indonesia mampu bersaing di dunia internasional. Mereka juga menawarkan kerja sama pembuatan film dengan para industri film asing. Modal pribadi dan semangat terjun langsung mempromosikan karya mereka dalam Festival de Cannes patutlah diacungi jempol.

Berbincang dengan mereka juga sangat menyenangkan, melihat bagaimana antusias dan pikiran positif dalam berkarya membuat saya ikut merasa bangga melihat jiwa muda mereka berbicara.

Ada satu lagi yang juga membuat saya merasa bangga. Film hitam putih karya Usmar Ismail, Lewat Djam Malam, diputar di ajang bergengsi tersebut, dalam kategori film klasik. Film yang dibuat pada tahun 1954 itu sebenarnya telah rusak. Namun berkat kerja keras World Cinema Foundation (WCF) yang diketuai sutradara Martin Scorsese dan sejumlah lembaga lainnya, film kuno tersebut berhasil direstorasi.

Aneh sekali rasanya, mahakarya peninggalan Usmar Ismail dan Asrul Sani itu malah baru kali pertama saya lihat langsung di Perancis, bukan di Indonesia. Bangga dan haru, saat Thierry Frémaux membuka acara pemutaran film klasik dari Indonesia itu, apalagi saat mengetahui salah satu juri Festival de Cannes, Alexander Payne, memilih Lewat Djam Malam sebagai tontonan di sore hari itu, ketimbang film lainnya. Di situlah saya sempat ngobrol dengannya, yang merupakan sutradara Amerika, yang filmnya meraih penghargaan Oscar tahun ini untuk kategori skenario terbaik.

Seusai pemutaran film, hadirin bertepuk tangan menunjukkan kekaguman terhadap karya film kuno dua seniman besar itu. Semua yang hadir berkata, film yang baru saja mereka tonton adalah sebuah karya maqnifique! (hebat), membuat saya ikut merasa bangga. Terlebih lagi, saat membaca di beberapa surat kabar Perancis, mengenai kritik positif dari film garapan dua seniman Indonesia itu.

Kesan lain yang tergores di benak saya adalah, selama berlangsungnya festival film itu, daerah dari mulai depan palais de festival (tempat berlangsungnya acara), hingga sekitarnya, Croissette Cannes, banjir manusia. Bukan sembarang pengunjung yang datang, melainkan para penggemar yang sengaja datang, menunggu pujaan mereka, barangkali saja keluar dari hotel mewah, menuju acara; atau jika si selebriti sedang menikmati santapan di teras hotel.

Hotel-hotel mewah, setiap hari selama ajang bergengsi tersebut, dipadati oleh pengunjung. Mereka dengan setia menunggu di luar hotel. Beberapa kali saya menanyakan kepada mereka, "Sedang menunggu siapa?" Herannya, jawaban yang kerap muncul "Tidak tahu, menunggu saja. Kali-kali saja ada artis beken yang keluar. Kalau lagi mujur kan lumayan bisa melihat tampang mereka". Walahhhh... niat sekali memang, apalagi mereka itu dengan sabarnya menanti selama berjam-jam hanya untuk seorang selebriti.

Memang heboh dan asyik ternyata. Hari terakhir saya berada di sana, saya mencoba ikut layaknya para penggemar bintang film dunia. Pasalnya selama ini, saya selalu berkesempatan melihat langsung para selebriti itu di acara konferensi pers atau saat pemutaran film mereka. Beruntunglah saya, meskipun untuk pengambilan foto, kesempatan itu kerap sulit didapat. Jadi, sekali-kali coba turun ke lapangan bareng para penggemar, apa salahnya....

Benar saja, seru! Menunggu di atas trotoar, sambil mempersiapkan kamera, mata awas setiap kali ada mobil mewah yang lewat menuju pemberhentian karpet merah. Mobil dengan kaca gelap tersebut melaju perlahan, membuat para penunggu saling menerka siapa di dalam kendaraan mewah itu. Kadang ada beberapa artis yang membuka kaca mobil mereka, melambaikan tangan, memberi kesempatan kepada pengunjung untuk mengabadikan momen itu dalam kamera mereka, membuat mereka yang hadir di sepanjang jalan menjerit histeris!

Akan semakin heboh jika salah satu orang beken lebih memilih berjalan kaki menuju acara. Merupakan kesempatan emas untuk melihat secara langsung gaun indah yang dikenakan sang artis dan memotretnya. Sayangnya, hal itu langka sekali dilakukan oleh kaum selebriti. Meskipun jalanan yang mereka langkahi dijaga ketat oleh para polisi dan dilindungi pagar pengaman, tetap saja mereka merasa lebih nyaman jika sudah melangkahkan kakinya tepat di atas karpet merah.

Selebriti kelas dunia memang membuat kagum. Cara mereka menampilkan diri layaknya sebuah iklan. Kadang tampak beberapa dari mereka tampil alami. Namun, tuntutan profesi yang membuat mereka wajib menjaga penampilan selalu enak dipandang, apalagi jika disorot oleh ribuan kamera. Sudah pasti, lenggak-lenggok, lambaian tangan, hingga senyuman teratur seapik mungkin. Gaun panjang, bahkan hingga berbuntut layaknya merak, dengan tenangnya dikenakan para artis, sambil berlenggak-lenggok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com