Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberadaan Pertamini Akan Dievaluasi

Kompas.com - 08/05/2012, 19:32 WIB
Ingki Rinaldi

Penulis

TANAH DATAR, KOMPAS.com- Menyusul terjadinya ledakan pemadam kebakaran di kios bahan bakar minyak atau biasa disebut Pertamini di Tanah Datar kemarin petang,  BupatiTanah Datar, Sumatera Barat, M. Shadiq Pasadigoemenyatakan tidak mengetahui legalitas kedai Pertamini di wilayahnya. 

"Selama ini saya beranggapan ada izinnya, rupanya tidak ada izinnya. Hanya ada izin dari wali nagari untuk membeli bensin dari SPBU untuk dijual di Pertamini," katanya, Selasa (8/5/2012).

Shadiq juga tidak mengetahui berapa jumlah Pertamini yang beroperasi di Kabupaten Tanahdatar. "Mungkin ada 100 lebih," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk selanjutnya aturan tegas bagi pemilik kedai Pertamini akan ditetapkan, sekalipun tidak disebutkan seperti apa bentuk ketegasan itu. "Akan tetapi ini hendaknya mesti jadi perhatian Pertamina juga," kata Shadiq.

Menurut Shadiq, petugas pemadam kebakaran semestinya juga memahami karakteristik medan sebelum melakukan upaya pemadaman api. "Ini sudah kejadian luar biasa," ucap Shadiq.

Seperti diberitakan, seorang warga bernama Riswandi (37) tewas setelah ledakan mobil pemadam kebakaran terjadi di Jorong Padang Datar, Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, Senin (7/5) petang kemarin.

Kejadian yang didahului kebakaran kedai bensin eceran saat menjelang waktu maghrib itu juga mengakibatkan 47 orang luka bakar kategori berat dan 12 orang luka bakar ringan.

Riswandi yang merupakan warga sekitar lokasi kejadian menghembuskan nafas terakhir di RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM, Batusangkar. Adapun sebagian korban lainnya dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Kota Padang, Kota Padangpanjang, dan Kota Bukittinggi.

Menurut saksi mata di tempat kejadian, David (35), ledakan terjadi sekitar pukul 19.00. Saat itu ratusan warga berkerumun usai menyaksikan kebakaran kedai bensin atau Pertamini. Setelah proses pemadaman usai, salah seorang petugas pemadam kebakaran melakukan upaya pembasuhan atau pendinginan di tanki kedai Pertamini milik warga bernama Neri.

Posisi kedai Pertamini berada di puncak tanjakan jalan, sementara mobil pemadam kebakaran diparkir di bawahnya. Aliran air bercampur bensin dari tanki Pertamini lantas mengalir ke arah bawah menuju lokasi diparkirnya mobil pemadam kebakaran yang mesinnya menyala.

Bensin yang mengalir ke kolong mobil pemadam kebakaran tersulut panas mesin dan spontan menimbulkan ledakan. Bola api membubung ke atas sampai 20 meter. "Getarannya pun terasa kuat," kata David.

Ujung ranting pohon di lokasi kejadian tampak gosong. David yang meninggalkan lokasi kejadian hanya beberapa saat genting sebelum ledakan menyatakan, kebanyakan korban berada persis di samping mobil pemadam.

Salah seorang korban yang d irawat di RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM, Erwinsyah (40) mengatakan, sebelum ledakan terjadi kebakaran di kedai Pertamini sudah selesai.

Enam orang dimintai keterangan

Kepala Kepolisian Resor Tanahdatar Ajun Komisaris Besar Teguh Trisasongko mengatakan, sebelum kebakaran terjadi pemilik kedai tengah mengisi tanki kedai Pertamini. "Salah seorang anaknya membantu menerangi dengan lilin karena saat itu sedang mati listrik, lalu tersambar dan terjadilah kebakaran," katanya. Untuk penyelidikan, enam orang telah dimintai keterangan.

Tim Inafis Polda Sumbar juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara pagi tadi untuk mengidentifikasi sebab dan aktivitas seputar kejadian.

Teguh mengatakan, dugaan sementara peristiwa itu terjadi karena kelalaian. "Baik oleh pemilik kedai Pertamini dan juga kelalaian oleh petugas pemadam kebakaran," kata Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com