Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dangdut dan "Doorprize" Dinilai Membungkam Buruh

Kompas.com - 01/05/2012, 13:47 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Ternyata tidak semua elemen buruh di Jatim sepaham dengan acara dangdut dan pembagian undian berhadiah pada peringatan Hari Buruh, Selasa (1/5/2012). Sebagian golongan buruh menganggap hal itu adalah upaya pembungkaman kepada buruh oleh pemerintah.

Menurut Koordinator Aliansi Buruh Menggugat Jatim, Jamaluddin, selain sebagai upaya pembungkaman, acara itu dianggapnya sebagai acara yang menyesatkan.

''Acara dangdut dan undian berhadiah mengaburkan nilai perjuangan buruh yang selama ini masih tertindas,'' katanya.

Jamal menegaskan, tidak semua elemen buruh di Jatim sepakat dan mengikuti acara yang dianggapnya bersenang-senang di atas perbudakan modern itu. ''Kami memang sempat mendapat undangan, tapi beberapa elemen seperti FSPMI menolak undangan itu,'' tambahnya.

Karena itu, pihaknya dan beberapa elemen buruh yang menolak tetap melangsungkan aksi unjuk rasa bersama puluhan ribu massa buruh dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, dan Pasuruan meskipun dikabarkan akan ada penghadangan di pintu masuk Kota Surabaya sisi Sidoarjo.

Mereka menyuarakan berbagai kebijakan yang saat ini masih meletakkan posisi buruh di tempat yang kurang menguntungkan, seperti kebijakan outsorcing dan hak-hak buruh yang buruh yang selama ini tidak pernah didapatkan.

Sementara di arena acara perayaan Hari Buruh di Kompleks Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, ratusan buruh bersenang-senang dengan bernyanyi dan berjoget bersama puluhan polisi dari Polda Jatim. Turut hadir di tengah-tengah mereka yaitu Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, yang juga ikut bernyanyi dan berjoget. Acara serupa juga digelar di halaman Kantor Wali Kota Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com