Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Hidup di Jalur Gempa

Kompas.com - 27/04/2012, 15:51 WIB

Keteguhan warga bertahan di kawasan rawan bencana itu sebenarnya dapat dimaknai beragam. Spirit bertahan dalam situasi tak menguntungkan itu, di satu sisi mampu melahirkan sosok individu dinamis, pantang menyerah, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Paradoks potensi

Secara skala agregat, dinamika warga semacam ini amat berpotensi menjadikan wilayah bermukim menjadi lebih dinamis, baik secara sosial maupun ekonomi. Di samping kesuburan lahannya, wilayah-wilayah rawan gempa sepanjang Bukit Barisan yang mereka tempati dikenal berpotensi menyimpan kandungan energi ataupun bahan tambang.

Sayangnya, kelebihan-kelebihan semacam ini belum terkuak dan termanifestasi dalam kehidupan keseharian warga dan kota tempat mereka tinggal. Setidaknya, mengkaji berbagai faktor yang kerap kali dilekatkan sebagai indikator kemajuan suatu wilayah, ketiga kabupaten ini belum tergolong sebagai tempat tinggal yang diunggulkan.

Dibandingkan dengan beberapa capaian kabupaten lainnya dalam satu provinsi, ketiga wilayah itu justru tertinggal. Indeks Pembangunan Manusia 2009, misalnya, menempatkan Tapanuli Utara pada peringkat ke-9 dari 33 kabupaten dan kota di Sumut. Masih tergolong tinggi, tetapi dalam skala nasional berada pada peringkat ke-103 dari 497 daerah yang terdata. Kabupaten Solok dan Lampung Barat malah tergolong peringkat bawah, baik pada tingkatan provinsinya maupun secara nasional (Grafik).

Mengkaji indikator potensi ekonomi wilayah pun tak banyak mengejutkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ketiga wilayah yang perekonomiannya banyak bertumpu pada bidang usaha pertanian ini pada kenyataannya belum mampu menempatkan dirinya lebih baik dari kabupaten ataupun kota sekelilingnya.

Bahkan, dalam beberapa pencapaian, seperti pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita, tak terlalu melesat dibandingkan kabupaten ataupun kota lainnya. Penggabungan berbagai indikator sosial ekonomi semacam ini, baik Tapanuli Utara, Solok, maupun Lampung Barat, tampak jauh dari kondisi makmur.

Dalam segenap keterbatasan sosial ekonomi semacam inilah, pergulatan warga di ketiga wilayah yang rawan bencana itu menggeliat. (Litbang Kompas)

Artikel lebih lengkap baca Ekspedisi Cincin Api Kompas di http://www.cincinapi.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com