BENGKULU, KOMPAS.com — Sebagian warga Bengkulu mengungsi ke gedung STQ di kompleks Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkulu di Kelurahan Pagardewa menyusul peringatan tsunami pascagempa berkekuatan 8,5 skala Richter dan gempa susulan 8,2 SR yang melanda Aceh, Rabu (11/4/2012) ini.
"Sebagian warga mengungsi ke kompleks STQ karena ada peringatan tsunami," kata Ambon, Pelaksana Harian Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu.
Ia mengatakan, sebagian besar warga yang mendatangi lokasi STQ tersebut menggunakan kendaraan roda empat milik pribadi.
Anggota satuan tugas BPBD yang berada di lokasi, ungkap Ambon, berupaya menenangkan warga dan meminta mereka kembali ke rumah setelah dua jam pascagempa susulan berkekuatan 8,1 SR yang terjadi pukul 17.43.
"Kami sudah mengimbau untuk kembali ke rumah masing-masing karena tidak ada kejadian tsunami," katanya.
Pantauan di lokasi menara pemantau tsunami di Kelurahan Malabero menunjukkan, tidak ada aktivitas pemantauan tinggi gelombang. Menara pemantau tsunami yang baru diresmikan pekan lalu itu sama sekali tidak difungsikan untuk memantau tinggi gelombang seperti tujuan pembangunannya.
Sekretaris BPBD Bengkulu Damin, mengatakan anggota satuan tugas sudah memantau kondisi air laut untuk melihat kemungkinan terjadinya tsunami.
"Anggota tim sudah memantau langsung ke pantai, apakah air laut surut atau mengalami kenaikan, tapi sampai sekarang masih normal," kata Damin.
Selain itu, ujarnya, warga sudah diimbau agar waspada dan tidak panik menghadapi kemungkinan tsunami. Dua sirene peringatan dini tsunami di dua lokasi sudah dibunyikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Bengkulu dan beberapa daerah lain di pesisir pantai barat Sumatera, seperti Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh, merupakan daerah yang berpotensi tsunami pascagempa berkekuatan 8,5 SR yang melanda Aceh pada pukul 15.43 dan gempa susulan 8,1 SR pada pukul 17.43.
Sumber: Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.