Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajo "Bernapas" dalam Laut

Kompas.com - 07/04/2012, 17:29 WIB

Kepala Desa Sama Bahari Suhaele mengatakan, warganya ”enggan” membangun rumah di darat karena banyak tradisi dan ritual hidup yang harus dilakukan di laut. Sejak dulu, setiap bayi orang Bajo harus dicelupkan ke laut untuk mengakrabkan mereka dengan laut yang dianggap sebagai saudara.

Sadar, tokoh muda yang mendokumentasikan tradisi dan adat istiadat Bajo, mengatakan, orang Bajo memiliki pengetahuan tradisional membaca arus, ombak, suhu air, angin, letak karang, dan kedalaman yang baik untuk menangkap ikan. Mereka juga mengenal ilmu perbintangan yang digunakan sebagai pedoman waktu dan arah yang tepat untuk melaut.

Sayangnya, Bajo kini tertinggal dalam pendidikan. Angka putus sekolah di Wakatobi, khususnya tingkat SMP, mencapai 31 persen. Separuhnya merupakan anak-anak Bajo.

Banyak anak Bajo selepas SD tidak melanjutkan sekolah karena memilih mencari nafkah di laut. Untuk itu tengah digagas model pendidikan alternatif yang disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Bajo.

Zaman boleh berubah, tetapi Bajo tetap ”bernapas” dalam laut dengan segala tantangannya....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com