JEPARA, KOMPAS
Sementara itu, empat awak Kapal Layar Motor (KLM) Haslan 02 yang pecah di pantai utara Tuban, Jawa Timur, Selasa lalu, hingga Jumat (16/3) masih terus dicari.
Para wisatawan di Karimunjawa terjebak sejak mereka tiba di gugusan pulau itu, Rabu pekan lalu. Karena gelombang tinggi, mereka kesulitan kembali ke Pelabuhan Pantai Kartini, Jepara, tempat mereka bertolak dengan Kapal Motor Penumpang (KMP) Muria.
Camat Karimunjawa Nuryanto mengatakan, kecepatan angin di perairan setempat 17-25 knot (31-46 kilometer per jam). Kapal penumpang dan kapal nelayan pengangkut bahan kebutuhan pokok pun tidak beroperasi. Stok beras di kepulauan tersebut terbatas dan diperkirakan hanya cukup untuk seminggu lagi.
Namun, kondisi wisatawan yang terjebak saat ini baik. ”Mereka tinggal di sejumlah homestay di beberapa pulau. Beberapa dari mereka ada yang mau nekat mencarter kapal nelayan. Kami telah melarang dan selalu mengawasi mereka,” katanya.
Manajer Operasional KMP Muria Leo Yuliansyah mengemukakan, kapalnya sudah sepekan ini tidak berlayar akibat cuaca buruk. ”Syahbandar Jepara tidak memberi surat persetujuan berlayar demi keselamatan pelayaran,” katanya.
Di perairan Jawa Timur, tim SAR baru berhasil menemukan tiga awak KLM Haslan 02, yakni Kasrun, Daryono, dan Surip. Empat awak lain masih dicari, yakni Tamid (55), Syamsuri (34), Agil Fatoni (17), dan Widyo (26).
Syahbandar Kelas Utama Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Chris P Wanda menjelaskan, saat terempas badai, kapal kayu berbobot mati 137 ton tersebut tengah berlayar dari Jeneponto, Sulawesi Selatan, menuju Rembang, Jawa Tengah.
Adapun kapal pencari ikan KM Lintas Negara yang sehari sebelumnya dikabarkan tenggelam di Laut Jawa ternyata selamat. Dalam kondisi rusak pada beberapa bagian, kapal yang membawa 20 awak itu merapat Jumat pagi di Pelabuhan Pekalongan.(HEN/WIE/DIA)