Jakarta, Kompas -
Proses uji berlangsung selama 19 menit 40 detik itu meliputi angka CO
Kepala Pengujian Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Juliaman P menjelaskan, pihaknya belum bisa memublikasikan hasil uji emisi itu sebelum analisis mendalam atas keseluruhan persyaratan yang harus dipenuhi mobil.
Mobil Esemka Rajawali tiba di BTMP Puspiptek Serpong sekitar pukul 07.00. Begitu tiba, mobil langsung mengikuti proses prakondisi atau normalisasi setelah perjalanan 18 jam, Solo-Jakarta- Tangerang. Pukul 13.30 mobil ini mengikuti uji emisi selama 19 menit 40 detik.
”Uji dilakukan dengan standar Euro 2. Ini sesuai standar di Indonesia. Kalau di negara lain, standarnya Euro 3 dan 4,” kata Anis Supono, penguji mobil Esemka Rajawali.
Uji emisi dibagi dua kategori, saat kendaraan dalam kota dan luar kota. Untuk dalam kota, uji emisi diukur dalam kecepatan 15 km, 30 km, dan 50 km. Dalam keadaan di luar kota, uji emisi diukur saat kendaraan dalam kecepatan 50 km, 70 km, 100 km, dan 120 km. ”Dari situ, kami baru menentukan, apakah mobil ini memenuhi ambang batas atau tidak,” kata Anis.
Wali Kota Solo Joko Widodo berharap hasil uji emisi cepat keluar sehingga bisa diproduksi massal. ”Kalau dinyatakan lulus untuk diproduksi, saya perkirakan dalam empat bulan bisa diproduksi 200 mobil per bulan. Investasi yang dibutuhkan juga tak terlalu besar, Rp 55 miliar,” katanya.
Produksi itu akan menyinergikan sedikitnya 300 kelompok usaha kecil dan menengah.