Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaldera Gunung Api yang Menghidupi

Kompas.com - 23/02/2012, 07:27 WIB

Karena memiliki kandungan energi panas bumi yang besar, Pertamina bersama PLN mengeksplorasi sebagian potensi kawasan itu untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ditangani PT Geo Dipa Energi.

Sekitar 2 kilometer dari kompleks Candi Dieng terdapat kawah Sikidang. Dinamakan Sikidang karena lokasinya yang berpindah-pindah seperti kijang yang melompat-lompat. Selain Sikidang, di sekitar Dieng juga terdapat delapan kawah lain, seperti Sinila, Timbang, dan Candradimuka.

Meski tahu Dieng merupakan dataran tinggi, sebagian besar masyarakat tidak sadar bahwa dataran yang mereka tempati merupakan kaldera atau kawah raksasa yang hingga saat ini masih menyisakan titik-titik kawah aktif.

”Di sini aman-aman saja,” kata Isroi (80), warga Desa Sikunang, Kejajar, Wonosobo.

Yahminah (40), warga Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, juga tidak tahu bahwa kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan kaldera gunung api. ”Tidak pernah ada penjelasan,” ujarnya singkat.

Yahminah tidak sendirian. Hasil penelitian bertajuk ”People’s Behaviour in the Face of Volcanic Hazards: Perspectives from Javanese Communities, Indonesia (2008)” yang dilakukan Universitas Gadjah Mada bersama sejumlah lembaga Perancis menyebutkan, 43 persen dari responden penelitian itu tidak tahu bahwa mereka hidup di kaldera Gunung Api Dieng. Mereka mengetahui adanya ancaman gas beracun di Dieng, tetapi tidak ada bayangan bahwa gas beracun itu hasil kerja gunung api.

Ancaman gas beracun dari sejumlah kawah pun tidak mampu memadamkan geliat kehidupan di cekungan subur pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut itu. Masyarakat tetap bertahan meskipun pada 1979 kawah Sinila menyemburkan gas karbon dioksida yang menewaskan 149 penduduk. Semburan gas beracun itu kembali terulang pada 2011 melalui kawah Timbang.

Meski demikian, bagi sebagian besar warga, Dieng tetap saja menjadi daerah nan subur yang setiap jengkal tanahnya mampu menghasilkan puluhan ton kentang bernilai jutaan rupiah. Tak hanya pertanian, Dieng dengan iklim pegunungan yang bisa mencapai suhu 5 derajat celsius juga mampu menarik ribuan wisatawan setiap hari.

Namun, di tengah pesona dan berkah kesuburan tanahnya, Dieng tetap menyimpan ancaman bahaya yang siap mengincar setiap saat. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, Dieng merupakan salah satu gunung api aktif yang aktivitasnya terus dipantau secara intensif.

Selain karena aktivitasnya, pemantauan ini terutama juga karena padatnya hunian masyarakat di Dieng. Lebih mengkhawatirkan lagi karena sebagian masyarakat yang tinggal di dalamnya ternyata tak menyadari bahwa mereka hidup di dalam kawah gunung api.(ROW/INE/AIK)

Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui Facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com