Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembelian Saham Garuda, Nazaruddin Kembali Seret Anas

Kompas.com - 15/02/2012, 20:25 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali menyeret bekas rekan separtainya, Anas Urbaningrum dalam pusaran kasus yang melilitnya. Terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet itu mengungkapkan kalau Anas terlibat dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia.

Menurut Nazaruddin, Anas terlibat sejak awal pembelian saham Garuda. "Soal saham Garuda, waktu itu saya kan dihubungi oleh Mas Anas Urbaningrum," katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (15/2/2012).

Nazaruddin menjelaskan, pembelian saham PT Garuda Indonesia berawal saat dia dihubungi oleh Anas. Saat itu, Anas meminta Nazaruddin menemui Sekretaris Departemen Pemuda dan Olahraga Partai Demokrat, Munadi Herlambang.

Dalam pertemuannya dengan Munadi itu, lanjut Nazar, disampaikan oleh Munadi kalau Mandiri Securitas berencana meminjam uang dari Permai Grup (perusahaan milik Nazaruddin). Rencana peminjaman uang ini, kata Nazar, diketahui Anas.

"Apakah (pinjam uang) atas nama Mandiri Sekuritas atau atas nama Munadi atau Harry Supoyo (Direktur Utama Mandiri Sekuritas), saya tidak tahu," ungkap Nazaruddin.

Kemudian Nazaruddin mengonfirmasikan apa yang disampaikan Munadi itu ke Anas. Menurut pengakuan Anas kepadanya, kata Nazaruddin, rencana pinjam uang itu benar adanya. Anas mengatakan kepada Nazaruddin kalau uang yang dipinjam akan dikembalikan dalam dua minggu. Atas pinjaman tersebut, Nazaruddin dijanjikan keuntungan 29 persen.

"Dan itu juga sudah di-sms dari Munadi ke Yulianis untuk mengeluarkan uang itu, karena bukan uang saya. Saya bilang ke Mas Anas, kalau penjelasan Munadi dan Harry sudah benar," papar Nazaruddin.

Setelah itu, Nazaruddin mengaku diperintahkan Anas untuk menghubungi Yulianis (Wakil Direktur Keuangan Permai Grup), agar mengeluarkan kas perusahaan untuk pinjaman. "Bilang ke Yulianis kalau oke, terus saya bilang ke Munadi. Munadi, kata Mas Anas, prinsipnya oke, silahkan saudara komunikasi dengan Yulianis," kata Nazaruddin.

Entah bagaimana lanjutan cerita setelah itu, Nazaruddin langsung mengatakan kalau pihaknya merugi setelah beli saham Garuda. Atas kerugian itu, Nazaruddin mengaku langsung diperintah Anas untuk mempertanyakannya ke Munadi dan Harry.

"Saya panggil Munadi dan Hary Supoyo, waktu itu mau bertemu di Kemang, karena pertemuan di Kemang tidak jadi, maka itu saya minta tolong datang ke rumah saya," katanya.

Lalu, dalam pertemuan di rumah Nazaruddin itu, Munadi mengatakan kalau pihaknya akan bertanggungjawab atas kerugian itu dan mengembalikan uang sesuai kesepakatan. "Terus saya bilang, silahkan teknisnya ke Yulianis," tambah Nazaruddin.

Dalam kasus pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia ini, Nazaruddin disangka melakukan tindak pidana pencucian uang. Nazaruddin diduga membeli saham PT Garuda Indonesia senilai Rp 300,8 miliar dengan menggunakan uang hasil tindak pidana korupsi terkait proyek wisma atlet SEA Games. Pembelian saham itu dilakukan oleh lima perusahaan yang merupakan anak perusahaan Permai Grup melalui Mandiri Sekuritas.

Beberapa hari lalu, KPK memeriksa Dirut Mandiri Sekuritas, Harry Maryanto Supoyo. Namun Harry mengaku tidak tahu kalau uang yang digunakan Nazaruddin untuk membeli saham itu merupakan hasil korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com