Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Letusan Gunung Agung

Kompas.com - 26/12/2011, 19:26 WIB

Saat terdengar suara gemuruh, Sudana masih duduk di depan tungku masak. Dia menggigil dan tidak kuasa beranjak. Lututnya bergetar keras seperti dinding rumahnya.

Suara gamelan dan doa-doa dari arah pura di belakang rumahnya semakin tenggelam oleh bunyi gemuruh dan letusan yang mendekat. Sudana juga mulai mendengar bunyi gemeretak di atas atapnya. Hujan kerikil telah mengguyur.

Ketut Sudana segera tersadar. Ia mengambil nare, nampan bambu, untuk melindungi kepala. Ia membuka pintu dan pandangannya menatap gelap. Ia mengikuti nalurinya, berlari memasuki kebun-kebun warga, menjauh dari puncak Gunung Agung. Nasi sela (ketela rambat rebus) yang sudah matang ditinggalkannya.

Nare yang dibawa sangat berjasa melindungi kepalanya dari hujan kerikil sebesar kacang tanah hingga kepalan tangan orang dewasa. Namun, telapak kakinya melepuh disengat panas kerikil yang berjatuhan di tanah. Dalam pelarian, ia bertemu warga lain. Ia terus berlari turun, diiringi ratapan tangis ibu-ibu serta anak-anak. Sudana membantu semampunya. ”Saya berlari selama dua jam hingga mencapai Rendang,” ujar Sudana.

Sudana mengungsi di Rendang hingga 15 hari kemudian. Ketika pulang ke Badeg Dukuh, ia mendapati 100-an rekannya tewas di dalam pura.

Ikuti perkembangan Ekpedisi Cincin Api di: www.cincinapi.com atau melalui facebook: ekspedisikompas atau twitter: @ekspedisikompas

 
Lihat Ekspedisi Cincin Api - Agung Batur di peta yang lebih besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com