Kepala Humas Administratur Pelabuhan Kelas I Ambon Joko Susanto, Rabu (21/12), yang memperoleh informasi dari Kepala Kantor Pelabuhan Saumlaki Husein Salasiwa, mengatakan, kapal yang berukuran 33 GT itu diperkirakan mengangkut sekitar 100 penumpang. Namun, karena tak dilengkapi surat izin berlayar, jumlah penumpang tidak tercatat resmi. Kapal yang berukuran 33 GT maksimal mengangkut 30 penumpang.
Pukul 10.00 WIT, kapal terbalik di perairan dekat Latdalam akibat diterjang gelombang tinggi. Empat penumpang dilaporkan meninggal, yaitu Helena Refialy (39), Ny Watutamata (42), Bembuwain (11), dan seorang anak bayi berusia tujuh bulan yang belum diketahui identitasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Mathias Malaka yang dihubungi dari Ambon, mengatakan, kapal berangkat dari Saumlaki pukul 06.00 WIT dan tenggelam sekitar tiga jam kemudian.
”Sekarang ini mendekati Natal. Jadi, banyak orang ingin merayakan di kampung halaman. Kemungkinan kapal itu memuat penumpang berlebih,” ujarnya.
Kapal yang berukuran 33 GT maksimal mengangkut 30 orang.
Selain diduga karena kelebihan kapasitas, ada kemungkinan pula kapal tenggelam karena diterjang ombak 3-4 meter. Sejak Rabu pagi, hujan deras, angin kencang, dan ombak setinggi tiga meter memang terjadi di wilayah Maluku Tenggara Barat.
Situasi tersebut sempat membuat tim penyelamat sulit mencapai lokasi tenggelamnya kapal itu.
Jalur darat untuk mencapai lokasi diupayakan dengan terlebih dulu ke Latdalam yang berjarak sekitar dua jam dari Saumlaki. Upaya penyelamatan ini baru mulai dilakukan sekitar pukul 13.00 WIT, karena baru saat itulah pemerintah mengetahui kapal tenggelam.
”Berdasarkan informasi sementara, tidak ada lagi penumpang yang belum ditemukan. Jadi, untuk sementara kami yakin tidak ada penumpang yang hilang karena nakhoda sendiri tidak tahu jumlah total penumpang dari kapal tersebut,” ujar Mathias.