Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Turap Kali Dibongkar

Kompas.com - 01/11/2011, 03:14 WIB

Jakarta, Kompas - Sejak Minggu hingga Senin (31/10), banjir melanda kawasan Kampung Pulo, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Penyebab utama banjir itu adalah meluapnya air dari Kali Krukut yang mengalami penyempitan parah.

”Rumah-rumah kami mulai kena banjir sejak Maret 2011. Sekarang, banjir terjadi sejak 21 Oktober lalu, sudah 10 hari. Yang terbesar semalam karena sampai 2 meter dan bertahan sampai pagi. Biasanya, hanya dua jam surut dan paling dalam setengah meter,” kata Ketua RT 11 RW 3 Kampung Pulo, Sugiyono, Senin.

Kampung Pulo yang dilanda banjir hanya terpisah Kali Krukut selebar sekitar 3 meter dengan kompleks Marinir di Cilandak. Senin pagi terlihat bagian sisi sungai yang berada di kompleks Marinir tertata rapi lengkap dengan turap dari timbunan tanah yang mulai ditanami rumput, jalur pejalan kaki, dan lapangan.

Warga menilai proyek itu memakan badan sungai. Dengan demikian, setiap kali aliran Kali Krukut meluap, air melimpah ke perumahan warga yang berada 20-50 sentimeter di bawah permukaan sungai.

Sugiyono menunjukkan beberapa pohon besar, seperti rengas, di lahan milik TNI yang berada 5-10 meter dari tepi kali. Berdasarkan kesaksian warga yang sudah menetap di kawasan itu sejak 30 tahun silam, pohon-pohon besar itu dulu tepat berada di tepi kali.

Banjir di kawasan Pondok Labu menyebabkan 358 keluarga terkena musibah. Dari 358 keluarga tersebut, jumlah yang menjadi korban banjir mencapai 1.268 jiwa dengan 235 jiwa di antaranya anak balita.

Membongkar turap

Namun, sekitar pukul 15.00, pihak Marinir membongkar sebagian turap yang berada di lahannya. Menurut Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) Alfan Badaruddin, awalnya masyarakat yang melakukan reklamasi pada sisi sungai yang ada di hadapan Markas Marinir di Cilandak.

Melihat gejala semakin menumpuknya sampah yang sehari-hari dibuang masyarakat ke sungai dan semakin masuknya permukiman masyarakat ke badan sungai, Marinir berinisiatif membangun penahan di bibir sungai di sisi markas. Hal itu dimaksudkan agar kalau sewaktu-waktu banjir, airnya tidak masuk ke Markas Marinir.

”Lokasi itu tempat latihan, markas, ada amunisi segala, ya kami harus lindungi. Itu, kan, tanah negara,” kata Alfan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com