Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Cuaca dan Gelombang Tinggi di Indonesia Timur

Kompas.com - 02/10/2011, 02:06 WIB

Ende, Kompas - Cuaca buruk dan gelombang tinggi sepanjang hari Sabtu (1/10) telah mengakibatkan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Ile Ape milik PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) tak dapat sandar di Pelabuhan Penyeberangan Nangakeo, di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Tmur (NTT).

Kondisi serupa terjadi di Manokwari dan sekitarnya, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Rendami, Manokwari, Papua Barat. BMKG memprakirakan, cuaca buruk akan terjadi selama lima hari terhitung mulai dari 29 September hingga 3 Oktober 2011.

Feri dari Kupang yang hendak ke Waingapu itu akhirnya sandar di Pelabuhan Ippi Ende, pukul 06.45 Wita. ”Kami memutuskan sandar di Ippi bukan saja pertimbangan kapal, tapi juga keselamatan penumpang. Alun di Dermaga Nangakeo pun besarnya sekitar dua meter,” kata Kapten KMP Ile Ape, Frederik Rufus, Sabtu di Ende.

Menurut Frederik, kondisi alun demikian membahayakan proses bongkar muat barang maupun turun naik penumpang dan kendaraan.

Hal itu karena model dermaga Nangakeo ketika feri sandar, posisinya sejajar atau searah dengan bibir pantai, bukan ke arah laut lepas, sehingga apabila alun besar, lambung feri akan mudah terpukul ombak yang bergerak dari laut lepas ke darat, feri pun akan berguncang hebat.

Karakter perairan Pelabuhan Nangakeo memang ganas, hampir di setiap musim, apakah di musim timur, musim tenggara, maupun musim barat, sewaktu-waktu alun setempat dapat bergelora.

Staf PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ende Damra Burhan yang mengutip Supervisi PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ende Ramadan mengatakan, salah satu pertimbangan feri sandar di Ippi karena tali kapal yang ada untuk tambat terlalu pendek, sehingga membahayakan kalau feri sandar di Nangakeo. 

Staf BMKG Maumere yang ditugaskan di Ende, Adnan Dendi, mengatakan, kecepatan angin Sabtu masih kondusif untuk penerbangan, berkisar 9-10 knot.

Dari pengamatan di lapangan, pesawat AviaStar Jet BAE 146-200 yang dioperasikan oleh maskapai TransNusa tujuan Kupang, Sabtu siang, dalam cuaca cerah mendarat dengan lancar di Bandara Haji Hasan Aroeboesman, Ende.

Diminta waspada  

George Leskona, Kepala BMKG Stasiun Rendami, Manokwari, mengingatkan perubahan cuaca mendadak yang terjadi mengharuskan maskapai penerbangan dan perusahaan pelayaran harus waspada dan berhati-hati. Sebab, badai tropis yang terjadi Samudra Pasifik, membawa imbas cuaca ekstrem di wilayah Papua Barat.

Menyangkut kondisi cuaca yang memburuk pada 29 September-3 Oktober, Leskona mengatakan, perubahan cuaca ekstrem, tiba-tiba hujan deras dan angin kencang serta gelombang tinggi terjadi akibat datangnya badai Nesat di Samudra Pasifik bagian barat.

Badai ini mengakibatkan tinggi gelombang mencapai hingga 3 meter, dan kecepatan angin sekitar 10 knot-25 knot. ”Cuaca yang tenang tiba-tiba berubah jadi buruk. Hujan deras dan angin kencang tidak akan lama, maksimal 8 jam saja. Tapi, kondisi itu tetap saja berbahaya bagi kapal laut dan pesawat,” ujar Leskona, Sabtu (1/10).

Saat ini terjadi badai tropis Nesat di Filipina. Penyebab badai adalah naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik sehingga terjadi perbedaan tekanan. Papua Barat dan Maluku adalah daerah lintasan dan pembelokan angin tersebut. Akibatnya, selama September, sering terjadi cuaca ekstrem. 

Kondisi cuaca ekstrem masih akan berlanjut sampai bulan Oktober. Untuk wilayah perairan, yang perlu diperhatikan adalah kawasan utara Papua Barat, yakni rute pelayaran Sorong-Manokwari dan rute Manokwari-Biak. Demikian pula rute Sorong-Kaimana, tinggi gelombang mencapai 3 meter dan kecepatan angin hingga 20 knot.

Meski demikian, aktivitas di Bandara Rendani dan Pelabuhan Manokwari tiga hari ini berjalan normal. Jadwal kapal dan pesawat terbang penumpang belum terganggu. Namun, jadwal pesawat kerap berubah. Bandara melarang pesawat berangkat dan mendarat, jika terjadi hujan.(SEM/THT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com