Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Cuaca dan Gelombang Tinggi di Indonesia Timur

Kompas.com - 02/10/2011, 02:06 WIB

George Leskona, Kepala BMKG Stasiun Rendami, Manokwari, mengingatkan perubahan cuaca mendadak yang terjadi mengharuskan maskapai penerbangan dan perusahaan pelayaran harus waspada dan berhati-hati. Sebab, badai tropis yang terjadi Samudra Pasifik, membawa imbas cuaca ekstrem di wilayah Papua Barat.

Menyangkut kondisi cuaca yang memburuk pada 29 September-3 Oktober, Leskona mengatakan, perubahan cuaca ekstrem, tiba-tiba hujan deras dan angin kencang serta gelombang tinggi terjadi akibat datangnya badai Nesat di Samudra Pasifik bagian barat.

Badai ini mengakibatkan tinggi gelombang mencapai hingga 3 meter, dan kecepatan angin sekitar 10 knot-25 knot. ”Cuaca yang tenang tiba-tiba berubah jadi buruk. Hujan deras dan angin kencang tidak akan lama, maksimal 8 jam saja. Tapi, kondisi itu tetap saja berbahaya bagi kapal laut dan pesawat,” ujar Leskona, Sabtu (1/10).

Saat ini terjadi badai tropis Nesat di Filipina. Penyebab badai adalah naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik sehingga terjadi perbedaan tekanan. Papua Barat dan Maluku adalah daerah lintasan dan pembelokan angin tersebut. Akibatnya, selama September, sering terjadi cuaca ekstrem. 

Kondisi cuaca ekstrem masih akan berlanjut sampai bulan Oktober. Untuk wilayah perairan, yang perlu diperhatikan adalah kawasan utara Papua Barat, yakni rute pelayaran Sorong-Manokwari dan rute Manokwari-Biak. Demikian pula rute Sorong-Kaimana, tinggi gelombang mencapai 3 meter dan kecepatan angin hingga 20 knot.

Meski demikian, aktivitas di Bandara Rendani dan Pelabuhan Manokwari tiga hari ini berjalan normal. Jadwal kapal dan pesawat terbang penumpang belum terganggu. Namun, jadwal pesawat kerap berubah. Bandara melarang pesawat berangkat dan mendarat, jika terjadi hujan.(SEM/THT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com