Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso: Monorel Kurang Gencar Ditawarkan

Kompas.com - 27/09/2011, 20:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan monorel yang terhenti sejak tahun 2004 lalu, tidak akan diteruskan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso yang ikut menggagas ide monorel tersebut menilai Pemprov DKI Jakarta kurang gencar melakukan penawaran kepada investor sehingga tidak dapat dilanjutkan.

"Untuk hal semacam ini harusnya mereka bisa lebih gencar menawarkannya. Banyak yang berminat kok," ujar Sutiyoso kepada Kompas.com di Jalan Diponegoro 63, Jakarta, Selasa (27/9/2011).

Menurutnya, penawaran untuk berinvestasi proyek monorel ini dapat dilakukan juga kepada perusahaan dalam negeri yang kompeten, tidak hanya perusahaan dari luar saja. Ia menyebut satu nama yang menurutnya berminat dengan proyek pembangunan monorel ini yaitu mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.

"JK pasti berminat. Saat ini saja dia sedang berencana membangun monorel di Makassar," jelas Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso.

Memang Jusuf Kalla melalui perusahaannya yakni PT Bukaka Teknik Utama akan membangun monorel di Makassar. Total pembiayaan untuk pembangunan monorel sepanjang 30 km diperkirakan menghabiskan Rp. 4 trilyun dari Kalla Group.

Kendati demikian, ia menghargai keputusan Pemprov DKI yang bermaksud menggantikan monorel tersebut dengan bus layang. Ia pun menegaskan bahwa langkah apapun yang akan diambil oleh Pemprov DKI, keputusan yang jelas untuk masyarakat harus diutamakan.

"Bagi saya sebagai inisiator, yang penting ada keputusan. Intinya transportasi massal itu dapat mengakomodasi orang banyak, aman, nyaman, tepat waktu, dan tiketnya terjangkau," ungkap Bang Yos.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan tidak akan melanjutkan pembangunan monorel. Sebagai gantinya, Pemprov DKI akan mencari moda transportasi lain yang lebih baik dengan biaya pembangunan yang tidak terlalu tinggi serta harga tiket moda transportasi yang murah dan terjangkau masyarakat yakni bus layang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com