Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malik: Saya Malas Tanggapi Ruhut

Kompas.com - 17/09/2011, 15:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Malik Haramain enggan berpolemik lebih lanjut perihal perseteruan partainya dengan politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, terkait ucapan Ruhut yang mengatakan ada politisi PKB yang meminta bantuannya untuk menyelamatkan ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar, dalam kasus dugaan suap di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menurut Malik, saat ini partainya akan menunggu sikap resmi dari Partai Demokrat terkait persoalan tersebut.

"Saya tuh males nanggepin Ruhut. Nanti malah seperti Ruhut saya. Kita tunggulah sikap resmi Partai Demokrat untuk masalah Ruhut ini," ujar Malik seusai mengikuti sebuah diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (17/9/2011).

Sebelumnya, PKB juga telah meminta agar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus membina Ruhut, bahkan jika perlu memberikan sanksi. Namun, permintaan PKB tersebut justru disepelekan Ruhut dengan menyatakan partainya saja tak menghukum apa pun terhadapnya, mengapa justru PKB yang menuntut dirinya diberi sanksi.

Menurut Malik, Partai Demokrat seharusnya dapat memberikan sanksi jika ada kadernya yang berperilaku kurang baik. Dia mengatakan, jika Partai Demokrat mempunyai itikad baik, harusnya dapat segera menindaklanjuti permintaan partainya tersebut.

"Tunggu dulu lah, ini kita lihat Demokrat sendiri kan masih sibuk. Kalau mereka mau bersikap serius, saya kira seminggu cukuplah kita tunggu kasus Ruhut ini," kata Malik.

Ketika ditanya wartawan, bagaimana jika dalam waktu seminggu tersebut Partai Demokrat juga tidak memberikan penjelasan, Malik mengatakan akan membicarakan kembali polemik itu dengan partainya.

"Tentu kami kaji lagi, kami analisis, perlu tidak kami bawa ke Badan Kehormatan DPR atau dikaporkan ke yang lain," tutur Malik.

Beberapa waktu lalu, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengaku dirinya pernah mendengar Ruhut telah mengantongi surat peringatan terkait ucapannya tersebut. Namun, menurut Amir, surat tersebut bukan dikeluarkan Dewan Kehormatan DPR, melainkan oleh DPP Partai Demokrat.

Namun, hal itu dibantah oleh Ruhut. Menurut Ruhut, Partai Demokrat akan rugi jika memberinya surat peringatan.

"Siapa bilang itu? Jangankan SP (surat peringatan) kedua, SP satu saja tidak pernah. Demokrat rugi kalau begitu karena tidak ada kader yang militansinya sama dengan Bang Poltak ini," kata Ruhut di Jakarta, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com