Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jambi Butuh Hujan Buatan

Kompas.com - 06/09/2011, 02:46 WIB

Jambi, Kompas - Tingginya pergerakan angin di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, menyebabkan kebakaran lahan pada kawasan gambut mudah meluas. Karena itu, dibutuhkan hujan buatan untuk mengantisipasi penyebaran api.

”Hujan buatan diperlukan. Pasalnya, sejak hampir sebulan terakhir hujan sama sekali tidak turun dan pergerakan angin cukup tinggi. Itu mengakibatkan penyebaran api dengan cepat terjadi,” kata komandan petugas masyarakat peduli api ”Manggala Agni” Jambi, Madari, di Jambi, Senin (5/9).

Ia menyebutkan, api yang sebelumnya menyelimuti kawasan Taman Hutan Raya atau Tahura Muaro Jambi seluas 80 hektar meluas hingga 120 hektar dalam rentang tiga hari ke perkebunan sawit milik swasta yang berjarak sekitar 500 meter dari Tahura. Meluasnya kebakaran terjadi di saat sebagian personel pemadam tengah berlibur Lebaran.

”Tanggal 28 Agustus petugas meninggalkan lokasi karena api dinilai sudah padam, ternyata muncul lagi kebakaran di sekitar situ pada 31 Agustus. Api sangat cepat meluas. Hujan buatan perlu dilakukan,” ujarnya.

Kepala Subdinas Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Frans Tandipau mengatakan, empat regu pemadam yang berjumlah 60 orang telah dikerahkan untuk mengendalikan kebakaran lahan di Jambi. Pemadaman kebakaran berlangsung di Desa Seponjen, Kecamatan Kumpeh Ilir, dan Desa Sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam, serta di perkebunan masyarakat sekitar Hutan Lindung Gambut Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di wilayah Sungai Gelam, sebanyak 30 petugas telah bekerja, dan api mulai mereda pada Senin sore.

Berdasarkan citra satelit NOAA yang terpantau Pusat Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Jambi, ada lima titik panas baru, yakni tiga titik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan dua titik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Sebaliknya, hujan lebat beberapa hari terakhir di sebagian besar wilayah di Kalimantan Selatan telah menghapus kabut asap di wilayah itu. Hujan diharapkan terus berlanjut sehingga semua kebakaran lahan dan titik panas di Kalsel hilang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Zainal Arifin mengatakan, dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, hanya sebagian wilayah di Kabupaten Kota Baru yang belum turun hujan.

”Harapannya hujan bisa merata sehingga potensi kebakaran lahan bisa berkurang. Dua hari ini kami tidak mendapatkan informasi soal adanya kabut asap di daerah. Ini menunjukkan kabut asap menghilang,” ujar Zainal di Banjarmasin.

Hujan juga turun di Kalimantan Tengah sehingga ikut mengurangi potensi kebakaran lahan dan hutan. Penurunan bahaya kebakaran diindikasikan dari jumlah titik panas yang terus berkurang.

Petugas Bidang Deteksi Dini Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Andreas Dody menuturkan, jumlah titik panas terus menurun. Pada 24 Agustus 2011 misalnya, ditemukan 262 titik panas. Pada 29 Agustus hanya ditemukan delapan titik panas. Bahkan, pada 30-31 Agustus 2011 tidak ada titik panas yang terdeteksi di Kalteng. ”Lalu, pada tanggal 1 September lalu hanya ditemukan 19 titik panas,” tutur Dody. Di Palangkaraya, sudah tiga hari hujan turun. (WER/BAY/ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com