Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Manggis, dari Leuwiliang ke China

Kompas.com - 13/08/2011, 03:17 WIB

 Antony Lee

Ketika Nanang Koswara diserahi tugas mengelola kebun manggis mertuanya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hasil panen dihargai rendah karena monopoli tengkulak. Nanang tergerak, lalu mendorong tumbuhnya koperasi yang bisa membantu petani manggis. Tak sekadar menjadi penyeimbang harga, koperasi itu bahkan memfasilitasi ekspor manggis ke China.

Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, tempat Nanang tinggal, adalah salah satu sentra utama komoditas manggis (Garcinia mangostana) di Kabupaten Bogor. Dari sekitar 750 hektar luas Desa Karacak, setidaknya 250 hektar lahan ditanami pohon manggis yang sebagian besar merupakan tanaman turun-temurun warga.

”Pohon yang saya rawat, misalnya, dulu ditanam mertua. Bahkan, ada yang ditanam kakek mertua saya,” tutur Nanang dalam perbincangan di Kampung Cengal, awal Agustus lalu.

Nanang menetap di Cengal sejak menikah dengan Heni, tahun 2003. Ia ditugasi mertuanya merawat pohon manggis di lahan seluas 6,8 hektar. Jumlah pohon manggis 2.090 batang, tetapi baru sekitar 1.000 batang yang berproduksi.

Ia tergerak berbuat sesuatu bagi warga sekitar ketika melihat tengkulak membeli manggis petani dengan harga murah, Rp 150-Rp 200 per buah. Bahkan, manggis tanaman mertuanya pernah hanya dihargai Rp 75 per buah.

Petani sulit lepas dari tengkulak karena mereka tak punya akses pasar. Selain itu, transportasi umum menuju kampung itu juga terbilang minim.

Dari jalan utama penghubung Leuwiliang-Cibungbulang-Dramaga-Kota Bogor, orang harus menempuh 5-7 kilometer jika hendak ke kampung itu. Sementara dari jalan utama itu menuju Kota Bogor berjarak 20-25 km. Jalur tersebut juga padat lalu lintas sehingga untuk menempuh jarak itu orang perlu waktu 1-1,5 jam dengan mobil.

Penyeimbang tengkulak

Upaya lepas dari tengkulak mulai membuahkan hasil ketika pada 2004 Nanang berkenalan dengan pedagang asal Tasikmalaya. Pedagang itu bersedia membeli manggis Rp 7.000 per kilogram (kg). Satu kg terdiri dari 10-12 manggis atau per manggis dihargai Rp 500-Rp 700. Harga itu lebih bagus ketimbang tawaran tengkulak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com